Republik Tunisia, negeri pemicu Arab Spring pada 2010 itu, kini sedang mengalami krisis politik. Presiden Kais Saiyed (KS), menyatakan pembekukan Parlemen, memberhentikan Perdana Menteri, dan menyatakan negara dalam keadaan darurat menurut Pasal 80 Konstitusi negara tsb.
Demokrasi di Negeri Musim Semi Arab itu bisa terancam kembali ke otorotarianisme atau, setidaknya, kegaduhan dan instabilitas nasionalnya. Para pendukung KS merayakan "power grab" ini dengan sukacita. Militer negeri tsb pun buru-buru mengamini dan menopang KS. Sebaliknya, partai politik terbesar Tunisia, An Nahda, menolak keputusan sang Presiden. Dan, tentu saja, para pendukungnya ikut menentang kudeta "konstitusional" tsb.
Krisis ekonomi, kegagalan menangani pandemi Covid19, dan pertikaian elite politik (utamanya antara KS vs Parlemen) menjadi sebab utama. Setidaknya, demikianlah menurut laporan media dan analisa para pakar. Semoga segera ada kejelasan dan Tunisia kembali menjadi salah satu negara demokrasi yg stabil. Aminn..
Simak tautan ini:
1. https://youtu.be/CJNiYe_nDng
2. https://www.bbc.com/news/world-africa-57958555
3. https://www.hrw.org/news/2021/07/27/tunisia-presidents-seizure-powers-threatens-rights
4. https://youtu.be/BoTnN-GyXn8
5. https://www.telegraph.co.uk/world-news/2021/07/27/tunisias-prime-minister-military-labour-union-accept-presidents/
0 comments:
Post a Comment