DPR, parpol, organisasi masyarakat sipil seperti ormas, LSM, aktivis, dan cendekiawan rame-rame melontarkan keberatan dan kritik tajam kepada FR. Dari berbagai pernyataannya tentang fenomen sosial dan politik terkait dengan isu radikalisme, saya cenderung mengatakan bahwa pemahaman beliau tentang dinamika masyarakat, politik, dan kamnas terkesan mengalami stagnasi atau bahkan TERHENTI selama 20 th terakhir.
Padahal, dalam pemerintahan periode ke 2 ini PJ, saya rasa, sangat membutuhkan pembantu-pembantu yang visoiner dan berfikir strategis, bukan regressive atau apalagi backward looking. Statemen-statemen FR, mungkin oke kalau hanya untuk memancing perhatian agar keberadaan beliau diketahui dan populer.
Tetapi jika kebablasan dan kontroversial, cara demikian akan menjadi kontraproduktif. Sebab masyarakat dan dunia sudah berkembang dinamis dan memerlukan pendekatan yg lebih cerdas. "Hard power" duapuluh tahun lalu, kudu diganti dg "soft and smart power."
KASIHAN PJ, 'kan?
KASIHAN PJ, 'kan?
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment