Tema "Propaganda Rusia" (PR) dibicarakan dalam dialog CNN TV tadi malam (4/2/19) dengan menghadirkan tiga narsum: 1). Lukman Edy, politisi PKB dan Wakil Direktur Saksi TKN; 2). Priyo Budi Santoso, politis partai Berkarya dan Wakil Ketua BPN; dan 3). Saya sendiri, MAS Hikam dengan moderator Putri (CNN TV).
Statemen RI-1 soal PR mulai menjadi kontroversi, terutama setelah pihak Kedubes Rusia di Jakarta ikut berkomentar, melalui cuitan twitter, yang dengan tegas menolak adanya intervensi negaranya dalam urusan dalam negeri RI. Pihak TPN memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud PR adalah konsultan dari negara yang dulu dikenal dengan nama Beruang Merah tsb. Pihak BPN balik menyerang PJ dengan mengatakan bahwa sang petahana panik lalu melancarkan statemen yang berbau fitnah terhadap pihaknya.
Kedua kubu paslon, baik 01 maupun 02, menggunakan isu PR ini untuk saling kritik tetapi anehnya, pada saat yang sama, memainkan jurus "playing victims", seakan-akan sedang "didzolimi" pihak lawan masing-masing. Pihak petahana merasa didzolimi oleh kubu 02 melalui praktik kampanye hitam yang dianggap menyontek mola dan model yang digunakan Trump pada Pilpres 2016 di AS. Pihak kubu 02 merasa didzolimi oleh kubu petahana melalui tudingan yang tak berdasar fakta.
Hemat saya, fenomen PR ini terjadi akibat orientasi "menang" yang lebih dominan ketimbang orientasi membangun Republik dan demokrasi melalui hajatan Pemilu serentak 2019. Ditambah lagi dengan makin maraknya penggunaan cyber technology untuk propaganda politik tanpa kontrol. Globalisasi membawa dampak kian rentannya manusia terhadap manipulasi opini publik, termasuk propaganda politik, secara massif dan seragam.
Simak rekaman video di bawah ini dan berikan komentar anda. Trims (MASH):
0 comments:
Post a Comment