Dialog di CNN TV pada Senin malam (25/2/19)
membahas fenomena lontaran-lontaran kritik dari Wapres Jusuf Kalla (JK)
kepada Presiden Jokowi (PJ). Sebagai fenomen politik, terutama jelang
Pilpres 2019, peristiwa seperti ini perlu dicermati mulai dari sebab
musabab dan motifnya, sampai kepada dampaknya terhadap pencapresan PJ
dan perpolitikan secara umum. Saya menjadi narsum acara tsb, bersama
Husain Abdullah (HA), jubir Wapres JK, dengan dipandu oleh Budi Adiputro
(BA) dari CNN TV.
Dari perspektif pihak JK, apa yang disebut
sebagai kritik terhadap PJ dianggap sebagai nasehat yang jujur dan terus
terang kepada PJ. Misalnya terkait dengan soal pembangunan
infrastruktur LRT, pembangunan jalur KA Lintas Sulawesi, dan bahkan
terkait legalitas kepemilikan lahan capres )2, Prabowo Subianto (PS),
yang menjadi kontroversial pasca-debat kedua capres 2019 beberapa hari
sebelumnya. Menurut HA, apa yang dilakukan oleh JK masih tetap dalam
jalur memberikan dukungan terhadap PJ, sehingga keliru jika para
pengamat menganggap statemen-statemen RI-2 sebagai kritik.
Bagi
saya, sebaliknya. Apa yang disampaikan oleh JK memang kritik yang
negatif terhadap PJ dan bisa berdampak psikologis bagi pihak yang
disebut terakhir. Kendati oleh pihak JK hal itu dianggap nasehat, tetapi
perspesi publik, termasuk lawan PJ, bisa berbeda.
Faktanya,
dalam sebuah kesempatan PJ menanggapi kritik JK terkait masalah
legalitas lahan PS. Bagi PJ, misalnya, masalahnya BUKAN pada soal
legalitas (karena beliau tak pernah mempermasalahkannya dalam debat
kedua tsb), tetapi kepada fakta bahwa PS menguasai lahan yang besar,
suatu hal yang tak akan dilakukan PJ dalam kebijakan pertanahan.
Fakta
yang lain adalah bahwa kubu 02 kini memanfaatkan kritik-kritik JK
kepada kebijakan publik PJ untuk kepentingan kampanye Pilpres. Dengan
demikian, persepsi politik yang muncul dan dikonstruksi oleh publik bisa
saja berbeda dengan apa yang diinginkan atau dimaksudkan oleh pihak JK.
Fenomena kritik JK, jika dibaca dari sisi kepentingan politik
menunjukkan bahwa RI-2, sebagai tokoh dan politisi terkemuka di negeri
ini, memiliki investasi politik pasca Pilpres 2019 yad. Sebagai salah
satu politisi terpenting dan pemimpin masyarakat di Indonesia dewasa
ini, beliau tentunya memiliki tanggungjawab untuk terus bisa berkiprah,
termasuk dalam perpolitikan nasional.
Bagimana resolusi yang
harus dibuat oleh JK agar kritik beliau tidak menciptakan persepsi
negatif lebih jauh terhadap PJ? Menurut saya, sang Wapres mesti tak
mengulangi kebiasaan memberikan kritik dan statemen-statemen yang mudah
untuk menciptakan persepsi politik negatif di ruang publik.
Jika
beliau ingin melontarkan kritik dan koreksi terkait kebijakan Presiden
dan Pemerintah, bisa dilakukan dalam ruang rapat atau
pertemuan-pertemuan yang dibuat tanpa membuka kemungkinan untuk
menciptakan berbagai perspesi kontroversial atau disalah-pahami oleh
publik,
Sebab pada akhirnya, politik sangat ditentukan oleh persepsi. Apalagi dalam sistem demokrasi.
Simak rekaman video YouTube ini:
https://www.youtube.com/watch?v=Q7XxNSjk6dY&feature=youtu.be
0 comments:
Post a Comment