Acara dialog di CNN TV semalam (2/12/208) membahas acara Reuni Alumni 212 di Monas yang digelar pagi sampai siang hari. Saya bersama budayawan kondang, Kang Mohammad Sobary (MS), dan pengamat Komunikasi Politik Univ Paramadina, Hendri Satrio (HS), dan dipandu Reinhardt Sirait (RS) dari CNN TV, menyampaikan pandangan tentang event tsb.
Pertanyaan yang ingin dijawab adalah antara lain: 1) Apakah acara tsb merupakan kegiatan politik atau gerakan moral atau apa?; 2) Apa dampaknya terhadap kecenderungan pemilih pada Piples 2019; dan 3) Bagaimana pengaruh event tsb kepada pemenangan Pilpres baik kubu 01 maupun 02.
Pada dasarnya ketiga narsum sepakat bahwa Reuni 212 adalah kiprah yang berdimensi politik, walaupun ada perbedaan mengenai apakah ia juga bisa disebut sebagai gerakan moral. MS dengan jelas menolak adanya dimensi gerakan moral dalam Reuni. Saya menganggap bahwa bisa saja Reuni tsb dianggap sebagai bagian dari gerakan moral oleh pelakunya, karena ia memberikan arahan pilihan-pilihan kepada para pendukungnya. HS tidak mempermasalahkan apakah acara tsb politis atau moral, tetapi menyatakan bhw aksi tsb tak boleh dianggap enteng oleh siapapun.
Seberapa besar dampak Reuni tsb terhadap elektabilitas kubu 02 (PS-SU) yang jelas merupakan pihak yang didukung para peserta dan tokoh-tokoh dibaliknya, termasuk HRS, Amien Rais, Zulhas, dll. Ketiga narsum sepakat bahwa dampaknya belum tentu signifikan bagi peningkatan elektabilitas kubu 02. Namun tak berarti bahwa kubu 01 (PJ-MA) bisa bersikap complacent alias merasa sudah cukup. Sebab bisa saja, menurut saya, gerakan Reuni ini akan direplikasi di berbagai daerah dan mampu memobilisasi dukungan.
Reuni 212 juga memiliki nilai positif tersendiri bagi petahana, jika dilihat secara makro yakni sebagai keberhasilan Pemerintah dalam menjaga dan memelihara praktik demokrasi di Indonesia. Tidak seperti di berbagai negara berpenduduk mayoritas Islam di Timteng, bahkan di negara maju, di Indonesia aksi massa sebesar Reuni bisa berlangsung aman, lancar, dan damai. Ini yang perlu dikapitalisasi oleh kubu 01.
Kontestasi paslon dan perebutan dukungan akan semakin intens pada beberapa bulan ke depan, dan model dan hasil aksi Reuni 212 di Monas, Jakarta ini tentu akan digunakan pendukung paslon 02 di daerah. Ini berarti bahwa pendukun paslon 01 juga perlu menciptakan counter yang efektif dan buan hanya puas dengan laporan hasil survei yg sampai saat ini melaporkan hasil yang sama: keunggulan PJ-MA. Pengalaman di negara-negara lain, termasuk AS, menunjukkan bahwa hasil survei bisa saja tak sama dengan hasil hitungan dari bilik suara.
Silakan menyimak dan memberi komentar. Trims (MASH)
https://www.youtube.com/watch?v=pQws7TGbKGY&feature=youtu.be
https://www.youtube.com/watch?v=pQws7TGbKGY&feature=youtu.be
0 comments:
Post a Comment