Semalam (21/04/2018) sempat bernostalgia kuliner di Kota Karawang setelah lebih dari 20 tahun tak mengunjungi kota ini. Ayam bakakak (ayam bakar) Karawang yang khas kota ini adalah salah satu kegemaran almaghfurlah Gus Dur dan saya sangat kerap diajak beliau menikmatinya.
Biasanya kami datang malam2 bersama "rombongan"; GD, Pak Ghofar, Haji Sulaiman, dan saya. Walaupun perjalanan jauh dan setelah sampai di Jakarta lagi sudah hampir tengah malam, tapi kami selalu menikmatinya. Alm GD, waktu itu masih Ketum PBNU, seperti biasa, nongkrong di lapak kaki lima milik H. Syafi'i. Saya mencoba napak tilas tapi konon beliaunya juga sudah wafat dan yg jualan kini adalah isterinya. Namun hanya pada siang hari saja.
Senalam saya mencoba mengulang lagi (reenacting) makan malam bakakak ayam kampung Karawang itu bersama Mas Faisal Rifki, dosen prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Negeri Singaperbangsa (UNSIKA), Karawang. Hasil snapshot yg diambil mahasiswa yang ikut hadir ya seperti yg diposting di bawah itu. Sederhana, berasap, panas, tetapi meriah dan jelas "mak nyuss!!!"
Setelah lebih dari 20 tahun tak jumpa dg kuliner lokal ini rasa nostalgik menjadi bumbu yg lebih menyedapkan. Apalagi sambil mengenang almaghfurlah GD dg segala kesderhanaan dan canda beliau yang rame setiap berkunjung di warung bakakak.
0 comments:
Post a Comment