Sambil transit di bandara
internasional Taoyuan, Taipei, pagi ini (8 April 2018), saya ikut
menyimak rekaman video di YouTube, pidato Presiden Jokowi (PJ) di depan
forum Konvensi Nasional Galang Kemajuan 2018, yang diselenggarakan oleh
pendukung Jokowi-JK. Sangat menarik karena baru kali ini saya melihat
pidato beliau yang panjang tetapi penuh dengan semangat dan isinya merupakan
bantahan terhadap para pengeritiknya.
PJ menjawab berbagai tudingan
yang selama tiga tahun terakhir ini dilontarkan kepada beliau: mulai
dari isu kedekatan dengan asing dan aseng , isu PKI, isu pembangunan
infrastruktur, dan hutang luar negeri. Tak lupa juga PJ menyentil soal
wacana Indonesia bubar pada 2030 yang dilansir oleh Ketum DPP Gerindra, Prabowo Subianto (PS), dan
kampanye ganti Presiden yg disponsori PKS. Dan terakhir soal program
pembagian sertifikat tanah utk rakyat yg juga dikritik lawan politik PJ.
Bagi saya, bukan soal substansinya saja yang menarik untuk disimak tetapi
juga cara penyampaian yang lugas dan langsung. Pesan yang mengemuka adalah
bahwa semua tudingan terhadap beliau yang bersifat pribadi, seperti isu PKI adalah
kebohongan. Sedang berbagai tudingan miring terhadap program-program pembangunan yang telah dan sedang dijalankan PJ
adalah tanpa data dan bermotif politik serta klaim tanpa dasar.
Cara spontan dan lugas dalam menjawab kritik yang dilakukan PJ sejatinya
akan efektif apabila pihak pendukungnya juga menyebarluaskannya secara
terus menerus dan meluas, khususnya di medsos. Jika tidak, maka pidato
tsb akan tenggelam dalam hiruk pikuk kampanye negatif dan kampanye hitam
yang kian hari kian marak. Bukan saja melalui medsos tetapi juga media
mainstream seperti kanal-kanal TV nasional.
Apa yang disampaikan PJ sebenarnya sangat mudah dipahami publik dan argumentasinya juga tidak susah dinalar.
Namun pada saat yg sama jika para pengelola komunikasi publik dari
Istana tidak bekerja keras utk menyosialisasikan, justru akan bisa
menjadi bahan pelintiran bagi lawan.
Terutama jika pidato tsb
dipotong-potong atau dipahami secara distortif. Misalnya, judul video dr CNN
TV itu saja sudah menunjukkan distorsi, karena pidato tsb dikategorikan
sebagai "Curhat." Padahal pidato tsb adalah jawaban atau rejoinder atas
kritik, sama sekali BUKAN curhat!
Simak video ini:
https://www.youtube.com/watch?v=9dlK0dpobKs&feature=share
0 comments:
Post a Comment