Romo Karl Edmund Prier, SJ., adalah salah seorang korban serangan di Gereja St. Lidwina, Sleman, pada pagi 11 Februari 2018 itu. Beliau telah keluar dari RS karena telah berangsur pulih. Saat beliau dibezoek oleh beberapa sejawatnya, Romo Prier menanyakan bagaimana kondisi kesehatan penyerangnya, Suliyono. Bukan hanya itu, sang pastor juga memaafkan penyerangnya itu.
Tak semua orang mampu bersikap seperti beliau, tetapi tak ada salahnya pula kalau kita berusaha keras utk meneladani atau setidaknya belajar memahami sikap tsb. Sebab kemampuan seperti itu rasanya semakin jarang kita jumpai, apalagi di kalangan orang kebanyakan seperti saya ini.
Barangkali karena kapasitas & kualitas seperti itulah Romo Prier layak menjadi personifikasi sosok "Romo" sebagaimana diidolakan oleh budayawan dan penulis kondang, Arswendo Atmowiloto, dalam puisinya ini:
Romo
Oleh Arswendo Atmowiloto
aku mendamba Romo yang penuh kasih
- bukan yang pilih kasih
aku mendamba Romo yang bajunya kadang kekecilan, kadang kegedean
itu berarti pemberian umat
sebagai tanda cinta, tanda hormat
aku mendamba Romo, yang galak tapi sumanak
kaku pada dogma, tapi lucu kala canda
yang lebih sering memegang rosario
dibandingkan bb warna hijau
aku mendamba Romo yang lebih banyak mendengar
dibandingkan berujar
aku mendamba Romo yang menampung air mataku
- tanpa ikut menangisi
yang mengubah putus asa menjadi harapan
yang mengajarkan ritual sekaligus spiritual
duuuuh, damba dan inginku banyak, banyak sekali
tapi aku percaya tetap terpenuhi
karena Romoku mau dan mampu selalu memberi
- inilah damba dan doaku, Romoku
eee, masih ada satu lagi
sekali mengenakan jubah, jangan berubah
jangan pernah mengubah, walau godaan mewabah
bahkan sampai ada laut terbelah
kenakan terus jubahmu
itulah khotbah yang hidup
agar aku bisa menjamah
seperti perempuan Samaria pada Yesus Allah Tuhanku
aku mendamba Romo yang menatapku kalem
bersuara adem
"Berkah Dalem ..."
----------------------------------------------------
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment