Oleh Muhammad AS Hikam
Malam terseok kedinginan diujung pagi
Tikus-tikus masih tak beranjak dari kursi
Merekayasa Angket yang mereka sponsori
Menghajar para cicak petugas anti-korupsi
Agar tahu diri dan tak sok aksi
Mulai dari tikus Wirog sampai tikus Pithi
Semua bekerja menganyam jejaring konspirasi
Disemangati sumpah serapah dan caci maki
Menghujat para cicak yang berani
Melawan kedigdayaan Tikus-tikus tanpa henti
“Kita mesti hancurkan mereka!” Tikus Wirog berbusa
“Kita mesti bungkam mulutnya!” Tikus Clurut mata membara
“Bangsat tak tahu diri!” Tikus sawah menghina
“Apa hebatnya jadi Cicak?” Tikus Pithi mencicit tanya
“Jangan sampai kita jadi seperti Buaya!”
Tikus-tikus menjadi penguasa bayangan
Menjadi sumber pendaaan dan kemewahan
Dewan Perwakilan Satwa mereka taklukkan
Kerna posisi para tikus di pucuk pimpinan
Sampai pesuruh dan para pelayan
Mereka benci dan memusuhi Cicak
Kerna membuat tidur mereka tak nyenyak
Setiap saat bisa ditangkap tak bisa mengelak
Kerna disadap, diintai, dipantau, dan dilacak
Makan dan minumpun terasa tak enak
Sudah lama para tikus mimpi
Membuat Cicak tak lagi bernyali
Buaya-buaya pun mereka kompori
Sang Raja Hutan dicegah menengahi
Media massa alat propaganda dan manipulasi
Cicak-cicak mencoba tegar
Bukan kali ini saja lawan-lawan mengincar
Bukan satu saja pihak pihak yang ingin menghajar
Apalagi yang ajak tawar menawar
Agar mereka bisa terhindar
Cicak-cicak percaya dukungan warga Hutan
Baik yang diam, yang vocal, dan yang sejalan
Memberantas korupsi perusak kehidupan
Menangkap tikus-tikus perampok anggaran
Membersihkan Dewan memulihkan kepercayaan
Cicak-cicak sadar mereka ringkih
Yang mudah dilemahkan dengan segala dalih
Lawan-lawannya pemilik kekuatan nan canggih
Kekuasaan, modal, para ahli hukum terpilih
Yang selalu siap memberi pembelaan fasih
Tikus-tikus sudah tak sabar
Menyaksikan Cicak-cicak bubar
Kerna hidup mereka makin sukar
Jika Cicak-cicak sehat dan bugar
Dan terus bekerja menguak korupsi dan membongkar!
Pamulang, akhir Ramadhan 2017
0 comments:
Post a Comment