KARTINI DAN SPIRITUALITAS KASIH SAYANG

"Sepanjang hemat kami, (ajaran) agama yang paling indah dan paling suci ialah Kasih Sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni."
 (Kartini, pejuang pencerahan bangsa dan kesetaraan kaum perempuan Indonesia, 1879-1904)

Salah satu surat Kartini yg dikirimkan kepada salah seorang sahabatnya yg berbangsa Belanda, Ny. Abendanon, seabad lebih yg lalu terasa masih sangat relevan utk kita bangsa Insonesia saat ini. Pejuang perempuan Indonesia yg kita peringati hari ini (21 April) mengungkapkan sebuah spiritualitas universal yg menjadi salah satu inti ajaran semua agama: KASIH SAYANG. Ajaran inti tersebut kini sedang dilecehkan dan dicoba utk dicampakkan oleh banyak pihak yang mengklaim sebagai ummat beragama dan menggunakan ideologi yg konon berdasar agama. Alih2 mereka menebar kasih sayang, justru yg ditebar adlh kebencian, kemarahan, ketakutan, dan kekerasan. Bukan saja kepada pigak lain, tetapi juga kepada yg seagama dg mereka.

Indonesia sangat beruntung memiliki seorag pejuang perempuan seperti Kartini, yg dalam situasi serta kondisi masyarakat terjajah serta struktur sosial feodal, memiliki pemikiran2 yg mencerahkan (enlightening) dan membebaskan (emancipating) manusia dan bangsanya. Beliau berjuang bukan hanya kepada kaum perempuan yg, tentu saja, merupakan kelompok sosial yg sampai saat ini masih harus berjuang ekstra keras. Kartini bicara dlm konteks universal dan karenanya pesan ujaran beliau juga menerobos ruang dan waktu.

Dewasa ini bangsa Indonesia yg telah merdeka dan demokratis serta termasuk salah satu bangsa terbesar di dunia sedang diuji oleh muncul dan berkembangnya radikalisme dan upaya2 pemecahbelahan serta disintegrasi. Pesan moral Kartini mesti kita ingat dan laksanakan agar kita tidak menjadi bangsa yg kehilangan ruh kasih sayang yg membuat kita menjadi bangsa besar dan kuat.

SELAMAT MEMPERINGATI HARI KARTINI 2017.