"Acapkali kita menginginkan sesuatu tetapi berdoa utk yang lain. Kita bahkan tidak mau berkata jujur kepada Tuhan."
(Seneca, filsuf terkemuka zaman Romawi kuno asal Spanyol, 4 SM-60M)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinl6ZulfujDnalisauATXXU6chBhyN1pKT39aOveWk0q81EkH_CdVwsFf56noNcoPOZIGhqgHDmZUUuURyx6JRjp2rfe47wBFDvvd88uaRFrD7DUgXPSk3oGgQ39_8-c2PxPm9GnMbGUw/s320/Seneca.jpg)
Jika kita berdoa memohon agar bangsa kita dan pemimpin kita mendapat petunjukNya, apalah kita benar2 jujur bermaksud demikian? Ketika seorang agamawan berdoa kepadaNya memohon agar musuh2 agama dan ummatNya dikalahkan dan dihancurkan, apakah sang agamawan benar2 jujur? Ketika orang mendoakan agar Tuhan mengampuni para pemimpin dan memberikan petunjukNya kpd mereka, benarkah permohonan tsb jujur? Fakta2 menunjukkan bhw kita tidak sepenuhnya jujur dg doa kita. Masih banyak hujat menghujat, benci membenci, dan bahkan provokasi yg mengakibatkan konflik dan aksi kekerasan atas nama agama.
Lalu bagaimana mungkin doa2 yg tidak dilandasi kejujuran itu akan dikabulkan Tuhan?
0 comments:
Post a Comment