Calon Gubernur Papua Barat yg non Muslim, Irene Manibuy SH, yang berpasangan dengan calon Wagubnya, Abdullah Manaray ST, menjadi salah satu bukti nyata bahwa sistem demokrasi di negeri ini memiliki prospek yang sangat baik. Kedua calon tsb selain didukung oleh parpol nasionalis, yaitu Partai Hanura, juga didukung oleh parpol-2 yg dikenal memilik basis massa Islam (PKS, PPP, PKB).
Hemat saya, hal ini menunjukkan tingginya kesadaran berbangsa dan berdemokrasi anak bangsa di Wilayah Timur Indonesia tsb. Adalah sangat membahagiakan kita bahwa di tengah-tengah kemelut politik yang membuncah di Ibu kota Jakarta, yg ditengarai oleh maraknya politik primordialisme dan sektarianisme, justru di Papua Barat ternyata masyarakat adem ayem dan melaksanakan pesta demokrasi secara guyub dan harmonis.
Orang boleh-boleh saja melakukan berbagai analisa terkait alasan mengapa PKS dan PPP mengusung paslon tsb, padahal keduanya termasuk parpol-2 yang paling keras menentang Ahok di dalam Pilkada DKI. Bisa jadi alasan-alasan pragmatisme politik di daerah ini mengemuka bagi keduanya. Tetapi saya lebih melihat dari perspektif yang lebih positif, yakni bahwa masalah primordialisme dan sektarianisme, khususnya yang terkait dengan agama, dapat lebih dikendalikan oleh para elit dan anggota masyarakat di Papua Barat. Hasilnya adalah sebuah kontestasi Pilkada yang lebih mencerminkan keindonesiaan, persatuan, dan keharmonisan.
Bagi saya pribadi, fenomen Pilkada papua Barat in adalah sebuah teladan yang sangat baik bagi seluruh rakyat yg cinta NKRI, karena ia bisa menjadi rujukan bagi mereka yang masih terjebak oleh primordialisme dan sektarianisme. Sebuah anugerah Tuhan YME yang menunjukkan bhw cahaya demokrasi memancar dari wilayah bagian Timur Nusantara. Kemenangan dan kekalahan dalam Pilkada adalah biasa, tetapi penguatan demokrasi melalui Pilkada adalah sebuah capaian yang dahsyat!
DEMOKRASI YES!, PRIMORDIALISME/ SEKTARIANISME NO!
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment