Dialog di CNN TV tadi malam, 15/2/2017 bertema "Asa Baru di Pilkada 2017". Saya bersama beberapa narasumber: Titiek Anggraeni (Direktur Eksekutif Perludem), Sayidiman Ahmad (Peneliti SMRC), dan Devi Rahmawati (Pakar ilmu Komunikasi & Antropologi UI), dan dipandu oleh Reinhart, membicarakan berbagai isu terkait pelaksanaan Pilkada 2017, dan tentu saja Pilkada DKI menjadi fokusnya.
Kendati masih ada berbagai persoalan administratif dan teknis dalam penyelenggaraan Pilkada di beberapa daerah, termasuk di DKI dan Banten, namun disepakati bahwa pelaksanaan Pilkada serentak ke dua pada 15 Februari 2017 ini dapat dikatakan berhasil dan berjalan damai serta lancar. KPU dan KPUD patut diapresiasi kiprahnya, dan ke depan masalah-masalah yang masih terus muncul khususnya dalam soal distribusi surat suara, pengumuman DPT, dan sosialisasinya kepada publik mesti dipecahkan secara tuntas.
Terkait Pilkada DKI, kemenangan Paslon No 2 (Ahok-Djarot) dalam putaran pertama tentu menjadi obyek bahasan yang penting. Seperti sudah banyak diprediksi sebelumnya, Pilkada DKI akan berlangsung dua kali putaran yang diikuti oleh paslon 1 dan 3. Paslon no. 1 (AHY-Sylvi) tereliminasi dan bahkan AHY sudah menyampaikan konpers tentang kekalahan kubunya tadi malam. Dalam kontestasi yg kedua nanti diperkirakan akan sangat ketat dan para pendukung Paslon 1 (sekitar 16-17% pemilih) akan diperebutkan oleh petahana dan lawannya. Parpol-2 pendukung Paslon 1, PD, PPP, PKB, dan PAN, tentu saja juga akan diajak kedua kubu tsb utk bergabung memperkuat posisi mereka masing-2.
Dalam dialog tadi malam mengemuka isu pemilih rasional di DKI. Hasil putaran pertama ini menunjukkan bhw isu SARA, khususnya identitas agama, yg sempat memanaskan kampanye Pilkada DKI, ternyata tidak terlalu berperan besar kendati bukannya tak berpengaruh. Yang menjadi faktor penting dan berpengaruh bagi pemilih potensial di ibu kota adalah debat paslon. Debat publik antara paslon yg berlangsung beberapa kali (baik yg resmi dan yang tidak), dianggap lebih menentukan pilihan karena dominanya pemilih yang rasional di Jakarta. Mereka sangat memperhatikan gagasan, program, track record para paslon, dan rencana ke depan yg terkait ekonomi, kesejahteraan, keadilan, pendidikan dsb.
Paslon 1 dan 2 mengalami perubahan sangat signifikan dalam proses kontestasi. Awalnya paslon 1 sangat menjanjikan dan bahkan meraih peringkat teratas dalam berbagai survei, sedangkan paslon 2, yang menghadapi persoalann terkait tuduhan penistaan gama, sempat mengalami penurunan elektabilitas dalam survei-2. Sementara itu paslon no 3, mengalami lonajakn (surge) dlm elektabilitas setelah debat publik berlangsung karena penampilan Anies-Sandi yang bagus dan mampu menunjukkan "perbedaa' dengan paslon 2.
Paslon 2 ternyat mengalami rebound setelah proses pengadilan Ahok berjalan dan didukung oleh kualitas dalam debat yang menonjolkan keberhasilan pasalon tsb selama ini dalam membangun DKI. Ahok dan Djarot berhasil meyakinkam kembali para pemilih potensial yang seula ragu dan/atau belum memutuskan siapa pilihan mereka. Keberhasilan Paslon 2 menghadapi rintangan besar tsb merupakan modal sangat penting utk ronde kedua yg akan berlangsung bulan April mendatang.
Silakan para sahabat menyimak video yang ditautkan di bawah ini dan memberikan komentar anda. Trims (MASH)
https://www.youtube.com/watch?v=l9YChXSxZNY&feature=share
0 comments:
Post a Comment