"Politik totaliter ... menggunakan dan menyalahgunakan ideologi-2 dan elemen-2 politiknya sedemikian rupa, sehingga komponen-2 yg semula menjadi landasan kekuatan ideologisnya dan menjadi nilai utama propagandanya itu ... hilang tak berbekas."
(Hannah Arendt, 1906-1975, dari buku "The Origin of Totalitarianism)
Salah satu kelemahan utama dari sistem politik totaliter, baik yg dikembangkan dari landasan ideologi sekuler maupun non-sekuler, adalah kecenderungannya untuk menghianati dan menyalahgunakan landasan-2 tsb secara habis-2an dan tak mengenal batas. Hal ini merupakan sebuah kontradiksi internal yang pada akhirnya akan menjadi salah satu sebab paling penting dari kehancuran sistem tsb.
Rezim-2 totaliter seperti Nazi, komunis, fasis, dan yang kini dibangun oleh kelompok radikal Islam seperti ISIS, pada awalnya mempropagandakan sebuah tatatan kemasyarakatan dan kenegaraan yang "sempurna" bahkan seolah menjadi "surga dunia" (masyarakat tanpa kelas, negara yg kuat dan makmur, negara yg diberkati Tuhan, dll). Namun semua sistem totaliter tsb pada akhirnya mengalami kehancuran karena ternyata tak mampu mewujudkanna bahkan malah menampilkan fakta-2 yang sebaliknya: genosida, Holocaust, penindasan thd kaum seagama, kekejaman dan kekerasan massal, dan kehancuran masyarakat dan peradaban.
Semua sistem politik totaliter pada hakikatnya adalah malapetaka bagi masyarakat, bangsa, negara, kemanusiaan, dan peradaban manusia. Sebab sistem totaliter pada intinya dilandasi oleh pandangan dunia, ideologi, propaganda, dan perilaku-2
0 comments:
Post a Comment