Sepintas lalu, ujaran itu menarik. Tetapi, bagi saya, dapat berpotensi tidak sehat. Sebab kalau yg bicara adlh pihak si "Kafir", bukankah ia akan menggunakan "klaim kebenaran" yg sama juga utk kelompoknya?. Bukankah ujaran semacam itu menyiratkan adanya kerancuan berfikir dan melemahkan semangat utk menegakkan keadilan?
Apalagi jika ujaran itu diletakkan dalam konteks kehidupan berbangsa
dan bernegara dlm masyarakat yg majemuk seperti Indonesia, apakah hal
itu akan bisa membantu membangun, mengembangkan, dan memerkuat persatuan
dan kebangsaan?
Lha mbok sampai ada "lebaran kuda" pun gak akan bisa!.
Lha mbok sampai ada "lebaran kuda" pun gak akan bisa!.
0 comments:
Post a Comment