Keputusan ini saya anggap pragmatis, tanpa konotasi negatif di dalamnya. Maksud saya pragmatisme Ahok merupakan pilihan yang masuk akal dan kontekstual karena dengan jalur ini beliau sejatinya juga akan memudahkan pendukungnya (khususnya Teman Ahok) utk lebih berkonsentrasi dalam pemenangan Pilkada. Sebaliknya jika Ahok mengambil jalur independen, beliau justru akan menghadapi berbagai rintangan yang datang dari kekuatan politik, baik parpol maupun organisasi masyarakat sipil yg selama ini berusaha keras menolak pencalonannya Dengan memilih jalur politik, mantan Bupati Belitung Timur itu berarti memiliki tameng yang kuat dan tidak lagi rentan terhadap serangan-serangan dari mereka.
Tentu saja bagi Ahok dan pendukungnya ada "harga" yang mesti dibayar nantinya jika berhasil memenangi Pilkada. Salah satunya adalah keterikatan beliau dengan komitmen yang tentunya dibuat untuk memperoleh tiket pencalonan melalui parpol tsb. Sejauhmana Ahok akan mempu mempertahankan independensi politiknya pasca-Pilkada, hal itu tentu akan kita ihat nanti. Yang jelas keputusan politik yang dibuat oleh Ahok malam ini merupakan sebuah langkah cerdas dan pragmatis dan menunjukkan bahwa kematangan politik beliau semakin kelihatan.
Sebaliknya bagi lawan-lawan kandidat Ahok, keputusan memilih jalur politik ini merupakan berita buruk yang mesti segera disikapi dan direspon dengan tepat. Jika mereka hanya menggunakan strategi mobilisasi dukungan melalui politik identitas dan serangan-2 kampanye hitam, saya rasa lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Bagi parpol yang masih berusaha memunculkan calon pesaing Ahok, tentunya makin dituntut untuk memilih kandidat yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi di DKI. Sebab dalam pemilihan langsung, pengaruh parpol tidak terlalu signifikan dibanding pengaruh ketokohan dan elektabilitas individual yang sudah sangat kuat.
Simak tautan ini:
(http://news.detik.com/
0 comments:
Post a Comment