Terpilihnya Komjen Pol. M. Drs. M. Tito Karnavian, PhD (MTK), sebagai calon Kapolri seyogyanya disyukuri sebagai sebuah karunia Tuhan bagi bangsa dan NKRI pada umumnya, dan Polri pada khususnya. Pria lulusan Akpol 1987 tersebut merupakan pilihan terbaik yang saat ini dimiliki oleh korps baju coklat tersebut untuk menjadi pemimpin yang harus menghadapi tantangan sangat besar, khususnya dalam dua bidang: melanjutkan reformasi internal Polri, dan memulihkan kepercayaan publik terhadap alat negara tsb. Tantangan yang tak kalah besarnya adalah menjadikan Polri sebagai aparat keamanan yang benar-benar bersih dan dapat diandalkan publik.
Saya secara priobadi mengenal MTK sejak beliau bersama-sama mengikuti PPSA Lemhannas RI Angkatan 17, pada 2011. Saat itu beliau masih menjadi salah satu Deputi di BNPT dan berpangkat Brigjen Polisi. Selama bergaul dengan beliau di Lemhannas, beliau tampil sebagai sosok yang hangat dan memiliki gagasan-2 kreatif, selain pengalaman lapangan yang luas dalam menangani persoalan terorisme di negeri kita. Bukan hanya itu, Pak Tito, panggilan akrabnya, juga memiliki jejaring internasional yang luas baik sebagai pribadi maupun sebagai representasi dari lembaga di mana beliau bertugas.
Sebagai pribadi saya sangat mengapresiasi beliau yang memberikan banyak referensi kepada saya ketika menulis tugas akhir (TASKAP) di Lemhannas, terkait dengan masalah deradikalisasi yang kemudian saya terbitkan menjadi sebuah buku pada awal tahun ini. Dan beliaupun berkenan utk menjadi salah satu pembicara dalam bedah buku tersebut, bersama alumnis Lemhannas lainnya, Komjen Pol. Suhardi Alius yg kini menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhannas RI. Gabungan antara pengalaman, jejaring, dan kemampuan akademis (beliau lulus magna cum laude dari Nan Yang Technological University Singapura), membuat MTK sangat tepat utk mengembang tugas sebagai pimpinan Polri di era reformasi.
Namun, saya kira yg paling signifikan dari pencalonan MTK adalah fakta bahwa beliau merupakan Jenderal Polisi yg melampaui angkatan-2 seniornya (1983-1986). Hal ini bisa menjadi sumber kontroversi, tetapi keberanian Polri utk melakukan terobosan dalam soal angkatan ini justru menurut hemat saya spektakuler. Bahkan, dalam hal in Polri telah mampu mendahului TNI yang tampaknya masih belum ada tanda-tanda akan melakukan hal yang sama dalam masalah suksesi kepemimpinan. Dengan terobosan ini, Pak Tito sebagai Kapolri yang muncul dari angkatan muda (1987) akan mampu melakukan reformasi internal secara lebih fundamental di dalam tubuh Polri sehingga kepercayaan publik yg selama beberapa tahun terakhir sangat meorsot, bisa dipulihkan.
Tentu saja Pak Tito tak akan bisa melakukan semuanya tanpa dukungan total dari seluruh jajaran Polri dan publik. Modal berupa kepercayaan publik (public trust) yang tinggi, semangat muda, dan kapasitas yang dimiliki beliau tentu sangat penting artinya. Namun dukungan internal Polri dan masyarakat Indonesia tentu yang sangat menentukan keberhasilan beliau dalam menjalankan amanat sebagai pemimpin.
Selamat atas pencalonan Pak Tito sebagai Kapolri!
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment