Paranoia politik merupakan sebuah fenomena yg sering dijumpai di berbagai negara. Ia bisa saja merupakan indikasi sebuah penyakit kejiwaan kolektif, tetapi bisa juga merupakan sebuah strategi untuk memobilisasi kekuatan dg menggunakan ketakutan dan trauma yg diubah menjadi semacam "ideologi". Fenomena paranoia politik tdk hanya monopoli masyarakat di dunia ketiga saja, tetapi menjangkiti masyarakat di negara2 maju, termasuk di AS dan Eropa Barat.
Di negeri kita paranoia politik, hemat saya, lebih merupakan strategi politik dr kelompok-2 kepentingan yg gagal meraih kekuasaan dg mengikuti prosedur demokrasi. Mereka tidak cukup mampu menghadapi kenyataan yg berubah sehingga opsi yg dimiliki hanya satu: kembali ke masa lalu ketika mereka pernah berjaya. Dg kata lain, strategi paranoia politik adlh ciri khas kelompok yg gagal utk 'move on' dalam sistem politik demokrasi yg mengedepankan rasionalitas, kompetisi yg fair, dan inklusifisme sebagai orientasi nilai budaya politik.
Karena itu, pihak2 yg memropagandakan strategi paranoia itu punya karakter yg sama secara universal:1) Anti rasionalitas dan intelektualitas; 2) Menggunakan 'teori konspirasi' dlm argumentasi; 3) Melihat dunia hanya dg kacamata kuda, 'kita vs mereka'; 4) Mudah memvonis dg ancaman kekerasan; 5) Cenderung menyukai skenario 'Armageddon' alias kiamat dlm menghadapi perkembangan lingkungan strategis.
Mk tak heran jika wacana2 terkait dg komunisme, kapitalisme, zionisme, terorisme, dll menjadi kegemaran mereka utk dijadikan wahana penggelaran ideologi dan strategi paranoia tsb. Hantu komunis pun diciptakan dan disebarluaskan tanpa pemahaman yg kontekstual, seakan2 tidak ada perubahan dr zaman dulu, sekarang, dan masa datang. Argumentasi pun kedodoran karena fakta yg digunakan biasanya selektif dan arbitrer. Bahkan lebih sering yg muncul bukanlah argumen, tetapi tuduhan, inuendo, atau bisa jadi fitnah.
Paranoia sebagai strategi akan efektif dlm kondisi masyarakat yg mengalami krisis yg akut, termasuk ekonomi dan politik. Munculnya fenomena maraknya gerakan-2 rasis dan ultra konservatif di AS dan Eropa Barat adalah contohnya, selain fenomena hantu komunis dan radikalisme Islam di Indonesia saat ini. Jika para pemimpin bangsa dan warganegara Indonesia tdk ingin terpengaruh dan terprovokasi ideologi dan strategi politik paranoia, mk jangan sampai krisis akut berulang. Ketakutan dan kekerasan adlh senjata ampuh bg para penyebar paranoia politik.
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment