Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)-DPR, yang mungkin layak utk dijuluki
sebagai "Mahkamah Konyol dan Dhagelan" itu, akhirnya menutup sidangnya
semalam (16/12/205) tanpa ada keputusan yang jelas apakah sang teradu,
Ketua DPR, Setya Novanto (SN), salah atau tidak salah. Pimpinan sidang,
politisi dari PKS, Surahman Hidayat (SH), hanya mengatakan "(s)idang
atas laporan Sudirman Said dinyatakan ditutup dengan surat pengunduran
diri Setya Novanto." Dan tanpa menutupi rasa gembiranya, sang politisi
itu pun mengakhiri pidato penutupan dengan menyatakan bhw sidang etik
MKD: "Alhamdulillah sudah berakhir dengan happy ending," (http://www.suara.com/…/novanto-mundur-ketua-mkd-berakhir-ha…).
Memang kalau dilihat dari sisi kepentingan politik SN, SH, dan parpol
pendukung mereka, hasil sidang MLD itu dianggap sudah melegakan dan
menyenangkan. Alasannya, 1) SN tidak dinyatakan bersalah melakukan
pelanggaran etik, walaupun menurut mayoritas anggota MKD sebaliknya; 2)
SN masih tetap menjadi anggota DPR; 3) Penyelamatan muka SN dan Partai
Golkar dari sebuah peristiwa memalukan, jika kadernya jadi Ketua DPR
pertama dlm sejarah RI yg dipecat tidak dengan hormat; 4) Parpol
pendukung tidak usah repot-2 mempertanggungjawabkan kelakuan mereka
kepada rakyat. Cukup mengatakan itulah hasil capaian mereka yang
maksimum; 5) Di Istana, pihak pendukung SN pun lega dan akan berkampanye
bhw kehebohan politik telah dpt dihindarkan.
Namun jika dilihat
dari sisi nalar waras dan nurani, maka MKD telah melakukan kesalahan
yang sangat memalukan bangsa dan NKRI serta menjadikan reformasi dan
demokrasi mencadi olok-olok (farce). Alasannya: 1) Kegagalan membuat
putusan ttg pelanggaran etik merupakan kegagalan menjalankan fungsi
kelembagaan; 2) Kalau alasannya karena SN sudah mundur, lebih parah
lagi. Karena pernyataan mundur si teradu tak berarti proses persidangan
lantas selesai; 3) Proses peradilan etik yang penuh dengan pergantian
anggota secara semena-mena dan dilihat oleh publik, merupakan pameran
ketidak profesionalan dan hanya merupakan panuver politik murahan; 4)
Parpol dan para politisi yang selama ini membela SN, makin transparan
dalam kemunafikan mereka, karena penghentian sidang tanpa putusan tsb.
Sebab mereka selama ini sesumbar utk menuntaskannya; dan 5) Proses
sidang etik MKD ini ditonton dan dipelajari bukan hanya oleh rakyat di
Indonesia, tetapi juga dunia internasional. MKD telah pamer betapa
buruknya kualitas DPR dan kemampuan para politisi di dalamnya. Hal ini
dapat berarti menjatuhkan nama bangsa dan NKRI.
Hemat saya, akhir
dhagelan politik di Senayan semalam, sama sekali bukan sebuah "happy
ending" seperti kata pimpinan MKD, SH. Akhir episode tsb merupakan
sebuah penghinaan terhadap nalar sehat, nurani, reformasi, dan proses
demokratisasi. Kalau ada orang yang bilang sebagai akhir yang bahagia,
maka saya meragukan kewarasan nalar dan nurani orang tsb, serta
kelayakannya sebagai wakil rakyat Indonesia di lembaga negara itu. Nalar
dan nurani yang waras seharusnya sangat malu dan sedih dengan ujung
proses yang disebut sidang MKD tsb.
MKD DPR, SHAME ON YOU, BIG TIME!!
Simak tautan ini:
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/12/16/078728291/tanpa-putusan-mkd-hentikan-kasus-setya-novanto
Friday, December 18, 2015
Home »
» HASIL SIDANG ETIK MKD: KEMENANGAN PARA POLIYO, DAN KEKALAHAN NKRI
0 comments:
Post a Comment