Membaca berita tentang ulah ratusan mahasiswa anggota HMI dari Makassar ini, saya benar-benar merasa terpukul dan sedih. Saya bukan alumni HMI ataupun organisasi kemahasiswaan apapun juga. Tetapi sebagai warganegara yang merasa bertanggungjawab terhadap kehidupan bangsa, tentu berhak memberikan komentar dan kritik keras thd perilaku yang menurut hemat saya merusak. Ulah anggota HMI yang tak bertanggungjawab di Riau ini, adalah salah satu yg sangat menyedihkan, memalukan, dan menghina nalar waras serta nurani bangsa. Bukan saja tindakan tsb secara hukum termasuk kriminal (menipu dan merugikan orang lain secara sengaja), tetapi dari perspektif moral dan etik merupakan pelanggaran yang berat. Terlabih jika dikaitkan dengan nama organisasi seperti HMI yg merupakan aset bangsa kita dan tempat lahirnya para pemimpin bangsa dari dulu sampai sekarang dan y a d.
Tidak ada satu alasan pun yang bisa dipakai utk membela ulah barbar tsb. Karenanya HMI mesti menjatuhkan sanksi langsung tanpa pandang bulu terhadap semua pelaku peristiwa memalukan di Riau tsb: memberhentikan tidak dengan hormat dari keanggotaan HMI dan membekukan kepengurusan dari mana para anggota itu berasal. Jika telah dilakukan investigasi mendalam dan sanksi-sanki yang relevan telah dijatuhkan, barulak kepengurusan mereka diaktifkan lagi.
HMI dan para anggotanya adalah calon pemimpin masyarakat, bangsa, dan negara. Setidak-2nya mereka adalah kaum terdidik yang akan menjadi contoh dalam keluarga, komunitas, tepat kerja, dan masyarakat dimana mereka berada. Mungkinkah generasi muda yg berulah seperti itu akan dibiarkan memimpin? Saya tidak yakin dan secara pribadi menolak keras. Mereka yg berulah di Riau ini selain telah mencemarkan kaum intelektual, juga mencoreng Islam yang dijadikan sebagai nama organisasi. Saya juga tidak menganggap mereka ini hanya oknum-2 belaka, karena jumlah yang demikian massif dan kesengajaan yang seperti telah terorganisasi dengan rapi. Mereka adalah pihak-pihak yang telah merusak nama HMI, Islam, dan bangsa Indonesia.
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment