Kepercayaan diri para pengusung revisi UU KPK mulai rontok. Dimulai dari politisi PDIP di Senayan sendiri, seperti Masinton Pasaribu (MP) dan Hendrawan Supratikno (HS), yang mulai mencari alasan "mbulet". Mula-mula, FPDIP maupun sebagian elit DPP PDIP, begitu pede bahwa usaha mereka membunuh KPK akan berhasil dan bahkan menyatakan usulan itu atas perintah komandan partai. Nalar waras tentu akan mengaitkan istilah komandan tsb dengan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Sukarnoputri (MS). Tetapi ternyata omongan mereka hanya sekedar klaim karena pihak Ketum DPP PDIP itu tidak memberi komando utk melakukan revisi UU KPK! Maka dibuatlah alasan bahwa yg dimaksud dengan komandan adalah "rakyat Indonesia!"
Kebohongan dan manipulasi, memang tidak asing dari kiprah politik dan para politisi. tetapi yang dilakukan oleh para politisi PDI pendukung revisi ini adalah manipulasi yang sangat murahan. Bagaimana mungkin "rakyat Indonesia" bisa menmberikan komando utk membunuh KPK, kalau rakyat sendiri yang memberikan amanat pemberantasan korupsi dan mendukung pembentukan KPK? Bagaimana mungkin para politisi PDIP itu tdk tahu bagaimana opini publik yang disiarkan secara terus menerus oleh media, bahwa KPK termasuk paling dipervaya oleh rakyat. Apalagi jika dibanding dengan DPR, maka perbedaan tingkat kepercayaan publik antara keduanya adalah antara langit dengan sumur!
Walhasil, semakin para politisi PDI mencoba berbohong dan mengkadali rakyat, akan semakin membuat rakyat tidak percaya. Dan jika Presiden Jokowi (PJ) tidak menggubris ocehan mereka, maka rakyat akan semakin mendukung beliau. Bahkan, saya yakin Ketum PDIP juga tidak akan setuju dengan ulah anak buahnya di Senayan yang hanya akan membuat nama dan popularitasnya terjerembab karena usulan konyol tsb. Sebagai seorang politisi dan pemimpin politik yang sangat berpengalaman, mantan Presiden RI ke 5 itu sangatlah paham bahwa melawan opini rakyat yang begitu kuat mendukung KPK adalah sebuah kesia-siaan belaka.
MP maupun HS boleh-boleh saja mencoba beretorika 'mbulet' untuk menutupi manipulasi dan propaganda politik mereka. tetapi kini makin jelas bahwa upaya pembunuhan thd KPK sudah bisa dikatakan gagal total. Pj tak perlu merespon terlalu banyak, tinggal kirim surat Presiden (surpres) kepada DPR yang isinya tidak akan menyetujui usulan revisi UU KPK. Titik!
Kebohongan dan manipulasi, memang tidak asing dari kiprah politik dan para politisi. tetapi yang dilakukan oleh para politisi PDI pendukung revisi ini adalah manipulasi yang sangat murahan. Bagaimana mungkin "rakyat Indonesia" bisa menmberikan komando utk membunuh KPK, kalau rakyat sendiri yang memberikan amanat pemberantasan korupsi dan mendukung pembentukan KPK? Bagaimana mungkin para politisi PDIP itu tdk tahu bagaimana opini publik yang disiarkan secara terus menerus oleh media, bahwa KPK termasuk paling dipervaya oleh rakyat. Apalagi jika dibanding dengan DPR, maka perbedaan tingkat kepercayaan publik antara keduanya adalah antara langit dengan sumur!
Walhasil, semakin para politisi PDI mencoba berbohong dan mengkadali rakyat, akan semakin membuat rakyat tidak percaya. Dan jika Presiden Jokowi (PJ) tidak menggubris ocehan mereka, maka rakyat akan semakin mendukung beliau. Bahkan, saya yakin Ketum PDIP juga tidak akan setuju dengan ulah anak buahnya di Senayan yang hanya akan membuat nama dan popularitasnya terjerembab karena usulan konyol tsb. Sebagai seorang politisi dan pemimpin politik yang sangat berpengalaman, mantan Presiden RI ke 5 itu sangatlah paham bahwa melawan opini rakyat yang begitu kuat mendukung KPK adalah sebuah kesia-siaan belaka.
MP maupun HS boleh-boleh saja mencoba beretorika 'mbulet' untuk menutupi manipulasi dan propaganda politik mereka. tetapi kini makin jelas bahwa upaya pembunuhan thd KPK sudah bisa dikatakan gagal total. Pj tak perlu merespon terlalu banyak, tinggal kirim surat Presiden (surpres) kepada DPR yang isinya tidak akan menyetujui usulan revisi UU KPK. Titik!
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment