Lalu apa motif dari kebijakan tak nalar dan norak dari BA yg notabene
seorang yg berlatarbelakang akademisi itu? Saya cenderung menganggap
alasannya politis dalam rangka mencari dukungan dari pihak2 yang
seringkali menggunakan retorika kebencian thd sesama ummat Islam
khususnya penganut Syiah. Ini tentu saja sangat memalukan dan mencoreng
Indonesia sebagai negara yg konstitusinya menjamin para pemeluk agama
dan kepercayaan utk menjalankan ibadah dan keyakinan masing2. Tentu saja
ada aturan2 yg harus diikuti oleh semua warganegara tetapi prasangka
tdk bisa menjadi dasar kebijakan publik yg menyangkut hak asasi manusia.
Pihak Pemkot dan BA sedang menjalankan sebuah kebijakan yg bisa memberantakkan sendi2 kebamgsaan dan kenegaraan. Jika ini dibiarkan, bukan tdk mungkin mereka akan obral melarang kegiatan keagamaan lain yg mereka tak setuju. Jangan2 oeringatan2 keagamaan spt Natal dan lain2 juga berpotwnsi dilarang hanya dg alasan ada wrga yang keberatan. BA sedang melecehkan nalar sehat dan sebagai pejabat menurut hemat saya ia sudah gagal total dlm memelihara kesatuan dan persatuan.
Simak tautan ini:
http://metro.tempo.co/read/news/2015/10/24/083712593/wali-kota-bogor-larang-warganya-rayakan-asyura
Pihak Pemkot dan BA sedang menjalankan sebuah kebijakan yg bisa memberantakkan sendi2 kebamgsaan dan kenegaraan. Jika ini dibiarkan, bukan tdk mungkin mereka akan obral melarang kegiatan keagamaan lain yg mereka tak setuju. Jangan2 oeringatan2 keagamaan spt Natal dan lain2 juga berpotwnsi dilarang hanya dg alasan ada wrga yang keberatan. BA sedang melecehkan nalar sehat dan sebagai pejabat menurut hemat saya ia sudah gagal total dlm memelihara kesatuan dan persatuan.
Simak tautan ini:
http://metro.tempo.co/read/news/2015/10/24/083712593/wali-kota-bogor-larang-warganya-rayakan-asyura
0 comments:
Post a Comment