Pagi ini (17/9/15), saya menyaksikan siaran langsung debat para kandidat presiden dari partai Republik yang diselenggarakan di Perpustakaan Ronald Reagan, di kota Simi Valley, California. Siaran langsung kanal CNN selama 5 jam (5.00-10.00 WIB) itu diikuti 15 orang calon, dan dibagi menjadi 2 bagian. Yang pertama, diikuti oleh 4 orang calon, yang kedua oleh 12 calon. Mungkin saking banyaknya calon sebelum pemilihan pendahuluan (primary election), CNN harus membagi menjadi dua. Tentu saja bagian ke dua yang berlangsung sampai 3 jam lamanya, menjadi fokus utama. Bukan hanya kerena jumlah pesertanya lebih banyak, tetapi juga lebih kuat dukungan yang diperoleh, setidaknya menurut hasil survei selama beberapa bulan terakhir.
Pada bagian pertama, pesertanya adalah George Pataki (mantan Gubernur New York), Rick Santorum (mantan Senator), Bob Jindall (mantan Gub Lousiana), dan Lindsey Graham (Senator). Bagian kedua, diikuti oleh Rand Paul (Senator), Mike Hukkabee (mantan Gub Arkansas), Marco Rubio (Senator), Ted Cruz (Senator), Ben Carson (Dokter ahli bedah saraf), Donald Trump (konglomerat), Jebb Bush (mantan Gub Florida), Scott Walker (Gub Wisconsin), John Kasich (mantan Gub Ohio), Carli Fiorina (mantan CEO Hewlett Packard), dan Chris Christie (Gub New Jersey).
Pada umumnya semua kandidat sepakat dengan satu hal: Gedung Putih harus dikuasai oleh partai Republik pasca Presiden Obama yg habisa masa kerjanya pada 2016 yad. Mereka juga sepakat bahwa AS kini berada dalam posisi sangat lemah gara-gara diperintah oleh Obama dan Partai Demokrat, baik dalam masalah dalam negeri maupun luar negeri. Mereka semua sepakat bahwa AS perlu memperkuat militernya, dan digunakan utk mempertahankan dominasi AS dalam percaturan global, selain kepentingan nasional. Kecuali Sen Rand Paul yang menolak keterlibatan militer AS di luar negeri. Mereka juga sepakat bahwa imigran harus dibatasi dan jika mungkin dihentikan, kalau perlu dengan cara-cara yang 'keras'. Mereka setuju bahwa program asuransi kesehatan universal (Obamacare) dihentikan, demikian pula program keluarga berencana (Planned Parenthood). Dan, last but not the least, nyaris semua kandidat menolak kesepakatan nuklir antara AS dan Iran.
Yang lebih menyita perhatian tentu saja adalah perbedaan paham mereka, baik pribadi maupun yang lebih programmatik. Trump tentu saja menjadi pusat sorotan publik karena dimusuhi nyaris oleh seluruh lawannya, terutama Jeb Bush dan Carli Fiorina. Dan dlm debat hari ini Carli mampu membuat pemilik rumah judi paling besar di AS itu menjadi agak "sopan" dan tidak mengumbar olok-olok ad hominem yang menjadi trade marknya. Trump juga tidak terlalu banyak berbeda pandangan ttg program, kecuali soal imigran di mana ia masih ngotot akan membuat tembok di perbatasan AS-Mexico. Dan saya kira dalam debat kedua ini pun Trump masih unggul, namun Carli Fioria lah yg jadi bintang. Bisa jadi ke depan, mantan CEO Hewlett Packard ini akan jadi pesaing berat Trump. Namun demikian, jika tidak terjadi hal-hal yg luar biasa, tampaknya konglomerat dari New York itulah yg akan melenggang dalam pemilihan pendahuluan pada Februari th depan.
Sebagai orang yang sangat aktif mengikuti politik di AS, sejak saya sekolah di Hawaii pada 1985 sampai sekarang, Pilpres 2016 yad tidak akan seramai sebelumnya. Kandidat Partai Republik tdk ada yg sekelas Mitt Romney yg mampu menyaingi popularitas Hillary Clinton dan Bernie Sanders dari kubu Partai Demokrat. Kendati Trump memang punya uang banyak dan populer, tetapi sikap dan pandangannya yang rasis dan anti perempuan (misoginistik) akan menjadi ganjalan sangat seirus. Pemilih aktif terbanyak di AS adlh kaum perempuan, dan termasuk di dalamnya adlh perempuan berkulit hitam (African-American).
Simak tautan ini:
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment