Salah satu cara untuk membuat legitimasi Presiden Jokowi (PJ) tergerus di mata rakyat Indonesia adalah melalui cara yang dilakukan oleh politisi PDIP, Trimedya Panjaitan (TP) ini: mengusulkan kenaikkan gaji PJ. Bukan soal jumlah gajinya yang saya persoalkan, tetapi USULAN itu sendiri yang timing dan kelayakannya sangat mencurigakan. Usul, timing dan kelayakan utk bicara kenaikan gaji Presiden sangat tidak tepat karena: 1) Indonesia sedang mengalami krisi ekonomi yang cukup serius; dan 2) Fakta bahwa Presiden (dan Pemerintahannya) belum setahun usia dan kiprahnya. Hemat saya, mengusulkan kenaikan gaji PJ, kendatipun oleh politisi PDIP, selain sangat memalukan dan menohok dan mempermalukan PJ, juga perlu dicermati apakah ada agenda politik terselubung di baliknya.
Hal ini sangat penting karena mengusulkan kenaikan gaji pada momen seperti ini sangat berlawanan dengan sosok PJ. Beliau dikenal sosok pemimpin yang muncul dari rakyat jelata yang selalu menampilkan aura kesederhanaan. PJ berusaha menampilkan diri sebagai pemimpin yg menunjukkan komitmen kepada sikap sederhana dalam segala hal, termasuk dalam acara-acara resmi kenegaraan sekalipun. Dan akan sangat tidak elok serta bertentangan dengan sikap tersebut jika PJ menyetujui kenaikan gajinya pada saat kondisi Indonesia dan rakyatnya sedang menghadapi tantangan berat di bidang ekonomi. Adalah menghina akal sehat jika TP atau siapapun di PDIP malah mengusulkan kenaikan gaji beliau. Saya malah menduga bahwa hal ini bisa ditafsirkan sebagai 1). Politik menjilat kepada PJ; 2) Sebagai strategi agar usulan kenaikan gaji DPR atau anggaran semacam program "genthong babi" bisa disetujui; atau 3) TP dkk ingin memperlemah legitimasi PJ melalui cara ini. Seakan-akan PJ adalah pemimpin yang lebih mendahulukan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan rakyat.
Tanpa harus tergoda dg teori konspirasi, ketiga skenario tersebut bisa saja dimunculkan oleh sekelompok politisi PDIP, karena kita tahu belaka bahwa di dalam tubuh partai tsb masih banyak politisi yang menginginkan legitimasi PJ terjerembab. Sehingga ada alasan untuk memperlemah pemerintahan beliau melalui delegitimasi kepemimpinannya!. Jika PJ mau diusulkan kenaikan gajinya, maka beliau akan menjadi olok-olok, bukan hanya dari lawan politik saja tetapi mayoritas rakyat Indonesia.
Siapapun yang punya nalar dan nurani sehat sah-sah saja utk berhati-2: jangan-jangan di balik usulan yang di luar tampak bagus itu, ada jebakan yang sinikal dan berbahaya bagi PJ. Saya pribadi sangat yakin tidak pernah terlintas di benak PJ utk setuju (apalagi meminta) kenaikan gaji. Apalagi dengan cara vulgar dan tidak pada tempat dan waktu yang tepat.
Simak tautan ini:
0 comments:
Post a Comment