Sungguh miris saya
mendengar pidato-pidato dalam rangka Parade Tauhid Indonesia (PTI) yg
diselenggarakan pada 16 Agustus 2015 lalu itu. Dari tayangan video (yg
harus dilihat sambil miring itu), kesan yg muncul dalam pikiran dan
nurani saya, bukanlah ekspressi keimanan kepada Tuhan Maha Kasih Sayang,
Maha Melindungi, dan Maha Pemaaf. Pidato-2 itu lebih menampilkan
ekspressi kemarahan dan kebencian serta sikap arogan. Bahkan terhadap
Presiden Republik Indonesia pun terucap kata dan kalimat-kalimat yang
membuat bulu roma berdiri. Padahal katanya parade ini dimaksudkan
menjadikan momentum Hari Kemerdekaan RI sebagai Kebangkitan Islam di
Indonesia.
Terus terang saja, saya tidak menemukan hubungan antara upaya membangkitkan Islam di negeri ini dengan cara berkomunikasi yang penuh dengan kemarahan, arogansi, dan hujatan-hujatan. Bukankah Allah swt berfirman: "Fabima rahmatin minallahi linta lahum. Walau kunta fadzdzon gholiidzol qalbi lan faddzu min khaulika." (Maka dengan rahmat dari Allah, berlembut hatilah kepada mereka. Sebab jika engkau bersikap keras hati maka mereka akan pergi dari sisimu)?. Tidakkah Allah juga berfirman "Ud'uu ila sabiili rabbika bil hikmati wal mau'idzotil hasanati wa jaadilhum billati hiya ahsan" (Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan/hikmah dan ajakan yang baik; serta melalui wacana yang cerdas).?
PTI yang bertujuan baik seharusnya juga diisi dengan 'mau'idzoh hasanah' atau ceramah serta ajakan yg baik, baik dari segi substansi maupun cara menyampaikannya. Bukan ajakan untuk marah dan mencari solusi dengan cara yg justru akan menciptakan masalah-masalah baru, serta berpotensi pecah belah. Apalagi ceramah yang memakai hujatan. Bagaimana mungkin di negara yang masyarakatnya pluralistik ini orang bisa diyakinkan bhw Islam adalah agama kasih sayang dan pembawa rahmat, jika faktanya sebagian Ulamanya malah berpidato seperti ini? Bagaimana mungkin anda bisa mengajak ummat bersatu dengan cara mengajak berpecah belah? Na'udzubillah min dzalik. Semoga Indonesia dijauhkan oleh Allah swt dari cobaan, fitnah, dan perpecahan.
SELAMAT HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN RI KE 70...!!
Simak video ini:
https://www.youtube.com/watch?v=qQbehLVttAU
Terus terang saja, saya tidak menemukan hubungan antara upaya membangkitkan Islam di negeri ini dengan cara berkomunikasi yang penuh dengan kemarahan, arogansi, dan hujatan-hujatan. Bukankah Allah swt berfirman: "Fabima rahmatin minallahi linta lahum. Walau kunta fadzdzon gholiidzol qalbi lan faddzu min khaulika." (Maka dengan rahmat dari Allah, berlembut hatilah kepada mereka. Sebab jika engkau bersikap keras hati maka mereka akan pergi dari sisimu)?. Tidakkah Allah juga berfirman "Ud'uu ila sabiili rabbika bil hikmati wal mau'idzotil hasanati wa jaadilhum billati hiya ahsan" (Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan/hikmah dan ajakan yang baik; serta melalui wacana yang cerdas).?
PTI yang bertujuan baik seharusnya juga diisi dengan 'mau'idzoh hasanah' atau ceramah serta ajakan yg baik, baik dari segi substansi maupun cara menyampaikannya. Bukan ajakan untuk marah dan mencari solusi dengan cara yg justru akan menciptakan masalah-masalah baru, serta berpotensi pecah belah. Apalagi ceramah yang memakai hujatan. Bagaimana mungkin di negara yang masyarakatnya pluralistik ini orang bisa diyakinkan bhw Islam adalah agama kasih sayang dan pembawa rahmat, jika faktanya sebagian Ulamanya malah berpidato seperti ini? Bagaimana mungkin anda bisa mengajak ummat bersatu dengan cara mengajak berpecah belah? Na'udzubillah min dzalik. Semoga Indonesia dijauhkan oleh Allah swt dari cobaan, fitnah, dan perpecahan.
SELAMAT HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN RI KE 70...!!
Simak video ini:
https://www.youtube.com/watch?v=qQbehLVttAU
0 comments:
Post a Comment