Dengan solusi ini, kendati mslh Ahwa belum benar2 diputuskan statusnya,
tetapi setidaknya tdk lagi menjadi penghambat jalannya agenda2
Muktamar lainnya yg juga sangat penting bagi kaum nahdliyyi, NU, ummat
Islam, bangsa dan NKRI. Nanti malam setelah acara Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) masa khidmat 2010-2015 disidangkan, maka soal
Ahwa akan diputuskan dlm Pleno.
Akankah Ahwa lolos? Hemat saya kansnya tipis. Sebab kubu Gus Hasyim (GH) dan Gus Solah (GS) tampaknya bisa melakukan mobilisasi kekuatan baik di tingkat wilayah atau PW dan cabang atau PC. Untuk PW sekitar 27 sedangkan PC lebih dari 200an. Tentu info ini sangat fleksibel dan perlu diuji validitasnya. Tetapi dari sumber2 baik kubu GH maupun lainnya hal ini cukup masuk akal. Bahkan keberhasilan GH tampak pada penskorsan sidang tatib dan dilakukannya pertemuan para ulama dg Syuriah PWNU yg akhirnya memutuskan agar soal Ahwa dibawa ke sidang komisi.
Prediksi saya, jika pendukung sistem Ahwa bersikukuh dlm pleno malam nanti, maka kemungkinan ricuh spt semalam bisa terulang. Alternatifnya tentu akan voting apkh sistem tsb akan digunakan atau ditolak. Ini tentu merupakan kekalahan kubu Gus Mus (GM) dan Said Aqil Siradj (SAS) yg menginginkan sistem tsb sudah langsung lolos dlm sidang semalam. Kubu ini masih harus kerja keras menggalang PW dan PC NU agar menerima sistem Ahwa.
Kubu lain di luar GS dan SAS adlh As'ad Ali (AA) yg saat ini tidak terlibat dlm kehebohan soal sistem Ahwa. Namun kecenderungan kubu ini adlh menggunakan sistem tsb pada 2020 karena saat ini sangat tidak kondusif serta belum tersosialisasikan dg baik di dlm warga nahdhiyyin di seluruh pelosok RI dan di luar RI. Bahkan mnrt sumber saya dr kubu ini, sistem Ahwa yg kini diperdebatkan saat ini masih terkontaminasi oleh kepentibgan politik baik individu maupun kelompok.
Dengan tidak ikut heboh dan terjebak dlm konflik kedua kubu yg pro dan kontra, bisa saja AA menjadi kuda hitam dan alternatif calon Ketum PBNU. Apalagi AA memiliki akar yg kuat di dunia pesantren, pengalaman sebagai profesional, jejaring internasional, dan kapasitas akademik yg tak kalah dg calon2 lain kalau tidak malah lebih unggul. Dg demikian konstelasi masih cair dan masalah sistem Ahwa justru membuka peluang bg munculnya alternatif selain GS dan SAS. Bahkan bisa jadi utk Rais 'Am juga akan muncul calon lain di luar GM dan GH.
Simak tautan ini:
http://surabaya.tribunnews.com/topics/muktamar-nu/?url=2015%2F08%2F03%2Fkh-makruf-amin-ahwa-dibawa-ke-sidang-komisi-organisasi
Akankah Ahwa lolos? Hemat saya kansnya tipis. Sebab kubu Gus Hasyim (GH) dan Gus Solah (GS) tampaknya bisa melakukan mobilisasi kekuatan baik di tingkat wilayah atau PW dan cabang atau PC. Untuk PW sekitar 27 sedangkan PC lebih dari 200an. Tentu info ini sangat fleksibel dan perlu diuji validitasnya. Tetapi dari sumber2 baik kubu GH maupun lainnya hal ini cukup masuk akal. Bahkan keberhasilan GH tampak pada penskorsan sidang tatib dan dilakukannya pertemuan para ulama dg Syuriah PWNU yg akhirnya memutuskan agar soal Ahwa dibawa ke sidang komisi.
Prediksi saya, jika pendukung sistem Ahwa bersikukuh dlm pleno malam nanti, maka kemungkinan ricuh spt semalam bisa terulang. Alternatifnya tentu akan voting apkh sistem tsb akan digunakan atau ditolak. Ini tentu merupakan kekalahan kubu Gus Mus (GM) dan Said Aqil Siradj (SAS) yg menginginkan sistem tsb sudah langsung lolos dlm sidang semalam. Kubu ini masih harus kerja keras menggalang PW dan PC NU agar menerima sistem Ahwa.
Kubu lain di luar GS dan SAS adlh As'ad Ali (AA) yg saat ini tidak terlibat dlm kehebohan soal sistem Ahwa. Namun kecenderungan kubu ini adlh menggunakan sistem tsb pada 2020 karena saat ini sangat tidak kondusif serta belum tersosialisasikan dg baik di dlm warga nahdhiyyin di seluruh pelosok RI dan di luar RI. Bahkan mnrt sumber saya dr kubu ini, sistem Ahwa yg kini diperdebatkan saat ini masih terkontaminasi oleh kepentibgan politik baik individu maupun kelompok.
Dengan tidak ikut heboh dan terjebak dlm konflik kedua kubu yg pro dan kontra, bisa saja AA menjadi kuda hitam dan alternatif calon Ketum PBNU. Apalagi AA memiliki akar yg kuat di dunia pesantren, pengalaman sebagai profesional, jejaring internasional, dan kapasitas akademik yg tak kalah dg calon2 lain kalau tidak malah lebih unggul. Dg demikian konstelasi masih cair dan masalah sistem Ahwa justru membuka peluang bg munculnya alternatif selain GS dan SAS. Bahkan bisa jadi utk Rais 'Am juga akan muncul calon lain di luar GM dan GH.
Simak tautan ini:
http://surabaya.tribunnews.com/topics/muktamar-nu/?url=2015%2F08%2F03%2Fkh-makruf-amin-ahwa-dibawa-ke-sidang-komisi-organisasi
0 comments:
Post a Comment