Tentu adalah hak politik RI utk mendirikan atau ikut terlibat dalam
parpol apapun. Hanya saja, menurut hemat saya, prospek parpol baru ini
juga tak akan jauh-jauh amat dari prospek RI dalam mencari peruntungan
di dunia politik sampai saat ini. Dengan kata lain, partai Idaman ini
masa depannya tak akan lebih daripada idaman RI utk menjadi capres
maupun cawapres selama ini. Hal ini disebabkan orientasi partai yang
eksklusif dan belum jelasnya basis massa yang ingin digunakan sebagai
penopangnya. Partai politik jelas beda dengan "fans club" Rhoma Irama
sebagai pemusik kondang. Seandainya IDAMAN adalah singkatan "Ikatan
DAngdut MANia", saya kira akan lebih banyak pengikutnya karena merupakan
fans club musik dangdut, dimana RI adalh dedengkotnya yg sudah malang
melintang di seluruh dunia.
Bukan berarti nanti partai IDAMAN ini tak ada pengikutnya, sebab di negeri ini parpol baru dengan produk kecap baru sulit dibedakan. Kendati isi parpol orangnya sama, tetapi jika merknya dan kemasannya beda, biasanya akan ada saja yang mau menjadi pendukung. Apalagi jika ada iming-2 "gizi" dan kedudukan. Hanya saja, utk masuk nominasi sebagai peserta Pileg 2019 dan berkompetisi dg parpol-2 yang sudah bercokol di Senayan saat ini, bagi Partai IDAMAN tampaknya merupakan hil yang mustahal. Sebagaimana diprediksi oleh Prof. Syamsudin Haris dari LIPI, partai buatan Raja Dangdut ini bakal sulit mendapat dukungan signifikan pada Pemilihan Umum 2019.
Klaim RI utk menciptakan partai Islam alternatif tidak didukung oleh track recordnya sendiri yang cenderung punya visi konservatif dan partikularistik ttg Islam. Belum lagi dalam kenyataan, partai-2 yang berbasis Islam di negeri ini cenderung tidak laku dalam jangka panjang, karena kegagalan mereka utk memberikan bukti-2 nyata kepada para pendukungnya khususnya di lapisan akar rumput.
Jadi, buat apa RI repot-2 membikin parpol baru? Mungkin saja hanya sekedar meramaikan dunia "persilatan" perpolitikan kita yang makin banyak sengkarutnya ini. Wallahua'lam..
Simak tautan ini:
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/11/078683192/rhoma-irama-jadi-ketua-partai-idaman-begini-cita-citanya
Bukan berarti nanti partai IDAMAN ini tak ada pengikutnya, sebab di negeri ini parpol baru dengan produk kecap baru sulit dibedakan. Kendati isi parpol orangnya sama, tetapi jika merknya dan kemasannya beda, biasanya akan ada saja yang mau menjadi pendukung. Apalagi jika ada iming-2 "gizi" dan kedudukan. Hanya saja, utk masuk nominasi sebagai peserta Pileg 2019 dan berkompetisi dg parpol-2 yang sudah bercokol di Senayan saat ini, bagi Partai IDAMAN tampaknya merupakan hil yang mustahal. Sebagaimana diprediksi oleh Prof. Syamsudin Haris dari LIPI, partai buatan Raja Dangdut ini bakal sulit mendapat dukungan signifikan pada Pemilihan Umum 2019.
Klaim RI utk menciptakan partai Islam alternatif tidak didukung oleh track recordnya sendiri yang cenderung punya visi konservatif dan partikularistik ttg Islam. Belum lagi dalam kenyataan, partai-2 yang berbasis Islam di negeri ini cenderung tidak laku dalam jangka panjang, karena kegagalan mereka utk memberikan bukti-2 nyata kepada para pendukungnya khususnya di lapisan akar rumput.
Jadi, buat apa RI repot-2 membikin parpol baru? Mungkin saja hanya sekedar meramaikan dunia "persilatan" perpolitikan kita yang makin banyak sengkarutnya ini. Wallahua'lam..
Simak tautan ini:
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/07/11/078683192/rhoma-irama-jadi-ketua-partai-idaman-begini-cita-citanya
0 comments:
Post a Comment