SKOR DAN MAFIA SEPAKBOLA. Walaupun bukti-bukti terkait isu pengaturan
skor pertandingan sepakbola tim Indonesia di bawah U-23 pada SEA Games
ke 25 di Singapura masih sementara dan tidak langsung (cicumstancial
evidence), tetapi buat saya sudah bisa menjadi indikator penting ttg
betapa rusaknya persepakbolaan nasional dan betapa pentingnya dilakukan
overhaul (perombakan total) dlm pengelolaannya baik di tataran nasional
maupun daerah. Tengara yg pernah dikemukakan oleh Menpora, yg sebenarnya
juga sudah banyak dikemukakan oleh publik, bhw sepakbola nasional
terkait erat dengan para Mafia sepakbola, tak bisa dianggap sebagai hal
yg remeh atau omong kosong. Jika para pengurus PSSI (yg kegiatannya kini
dibekukan) masih ngotot membantahnya, kian memperkuat dugaan bahwa
gurita Mafia tsb telah jauh berkembang dan massif.
Saya termasuk orang yg tidak habis pikir ketika membaca kabar-2 ttg kekalahan demi kekalahan timnas Indonesia melawan Thailand dan Vietnam dg skor yg begitu telak. Tetapi sebagai pihak yg bukan ahli dan bukan pengamat bola, tentu tidak fair jika saya menuding para pemain dan pelatih saja, sebab mereka juga mendapat instruksi dari pihak lain jika benar telah terjadi 'sepakbola Gajah' itu. Toh kecurigaan tsb tetap harus diklarifikasi dan dijawab. Demi menjaga marwah persepakbolaan nasional dan harkat bangsa Indonesia, wajib hukumnya ada penyelidikan yang tuntas terhadap isu pengaturan skor dibalik kekalahan-2 tsb. Dan tentu saja, say paham bhw hal ini sangat tidak mudah, utk tidak mengatakan hil yg mustahal. Sebab kecanggihan para Mafia dan luasnya jejaring mereka dlm permainan seperti ini sudah begitu tinggi yg barangkali musykil ditembus oleh penegak hukum yg tak punya pengalaman dan kemauan kuat.
Hampir tiap hari saya mendengar di radio dan membaca komentar-2 yg kebanyakan bernada sumbang thd upaya Pemerintah Presiden Jokowi (PJ), cq Kemenpora, utk membenahi karut marut persepakbolaan nasional. Kenyinyiran mereka bahkan sudah begitu parah, sehingga tak peduli ketika tim Indonesia menang ataupun kalah, sama saja digunakan utk menghantam PJ dan Menpora. Kesan saya upaya pembenahan PSSI dan persepakbolaan nasional dianggap mengganggu kepentingan kelompok tertentu, karena terkait dengan uang yg jumlahnya sangat besar. Selain itu karena sepakbola juga bisa menjadi wahana mobilisasi pengaruh politik di masyarakat Indonesia, maka sebagian elit politik pun merasa tidak nyaman jika sepakbola dipisahkan dari politik.
Kasus pengaturan skor hanyalah puncak gunung es yg tampak, selebihnya bengkalai yg sangat fundamental dan berskala besar belum terbongkar dan memang dicoba utk tidak boleh diketahui rakyat Indonesia. PJ dan Menpora semestinya ikut mendukung upaya pihak-2 yg peduli sepakbola utk membongkar kasus ini. Melalui kiprah ini PJ dan Menpora akan bisa memobilisasi dukungan rakyat agar persepakbolaan nasional bersih dari praktik Mafia dan sekaligus mempercepat proses pembenahannya di masa-masa yad. Kita lihat perkembangan kasus ini dan semoga tidak hanya sensasionalisme media belaka.
Simak tautan ini:
http://bola.tempo.co/read/news/2015/06/17/099675788/heboh-atur-skor-pssi-u-23-ini-transkrip-lengkap-rekamannya
Saya termasuk orang yg tidak habis pikir ketika membaca kabar-2 ttg kekalahan demi kekalahan timnas Indonesia melawan Thailand dan Vietnam dg skor yg begitu telak. Tetapi sebagai pihak yg bukan ahli dan bukan pengamat bola, tentu tidak fair jika saya menuding para pemain dan pelatih saja, sebab mereka juga mendapat instruksi dari pihak lain jika benar telah terjadi 'sepakbola Gajah' itu. Toh kecurigaan tsb tetap harus diklarifikasi dan dijawab. Demi menjaga marwah persepakbolaan nasional dan harkat bangsa Indonesia, wajib hukumnya ada penyelidikan yang tuntas terhadap isu pengaturan skor dibalik kekalahan-2 tsb. Dan tentu saja, say paham bhw hal ini sangat tidak mudah, utk tidak mengatakan hil yg mustahal. Sebab kecanggihan para Mafia dan luasnya jejaring mereka dlm permainan seperti ini sudah begitu tinggi yg barangkali musykil ditembus oleh penegak hukum yg tak punya pengalaman dan kemauan kuat.
Hampir tiap hari saya mendengar di radio dan membaca komentar-2 yg kebanyakan bernada sumbang thd upaya Pemerintah Presiden Jokowi (PJ), cq Kemenpora, utk membenahi karut marut persepakbolaan nasional. Kenyinyiran mereka bahkan sudah begitu parah, sehingga tak peduli ketika tim Indonesia menang ataupun kalah, sama saja digunakan utk menghantam PJ dan Menpora. Kesan saya upaya pembenahan PSSI dan persepakbolaan nasional dianggap mengganggu kepentingan kelompok tertentu, karena terkait dengan uang yg jumlahnya sangat besar. Selain itu karena sepakbola juga bisa menjadi wahana mobilisasi pengaruh politik di masyarakat Indonesia, maka sebagian elit politik pun merasa tidak nyaman jika sepakbola dipisahkan dari politik.
Kasus pengaturan skor hanyalah puncak gunung es yg tampak, selebihnya bengkalai yg sangat fundamental dan berskala besar belum terbongkar dan memang dicoba utk tidak boleh diketahui rakyat Indonesia. PJ dan Menpora semestinya ikut mendukung upaya pihak-2 yg peduli sepakbola utk membongkar kasus ini. Melalui kiprah ini PJ dan Menpora akan bisa memobilisasi dukungan rakyat agar persepakbolaan nasional bersih dari praktik Mafia dan sekaligus mempercepat proses pembenahannya di masa-masa yad. Kita lihat perkembangan kasus ini dan semoga tidak hanya sensasionalisme media belaka.
Simak tautan ini:
http://bola.tempo.co/read/news/2015/06/17/099675788/heboh-atur-skor-pssi-u-23-ini-transkrip-lengkap-rekamannya
0 comments:
Post a Comment