Presiden Jokowi (PJ)
seakan-akan tahu perasaan rakyat Indonesia pecinta sepakbola seperti
saya yg sudah 'getem-getem' dengan ulah para penguasa PSSI yg tidak
mempedulikan kualitas dan reputasi persepakbolaan nasional, dan tdk
becus membuat tim nasional menjadi juara. Statemen PJ yang mengatakan
'tidak apa-apa jika kita absen dalam kompetisi internasional sementara,
tapi kita bisa membangun prestasi besar di masa datang' itu, di telinga
saya terdengar seperti Symphoni Mozart No. 40 dalam G minor:
mendayu-dayu, merdu, tetapi penuh semangat yg bergelora.
Saya sekali lagi bukan pengamat bola, ahli bola, atau punya akses kepada organisasi bola, bahkan di tingkat RT/RW sekalipun. Saya hanya warganegara biasa yg mencintai sepakbola negeri ini sejak dari level kampung sampai nasional. Masih segar ingatan ketika saya begitu getol dan bangga dengan Persipura dan Persebaya, serta Niac Mitra Surabaya. Tetapi sudah beberapa tahun hanya jadi penonton dan pendukung tim sepakbola negara-negara asing seperti Liverpool (Inggris), Juventus (Italia), Barcelona (Spanyol), dan kesebelasan-2 asing seperti Brasil, Argentina, Korea Selatan, Iran, Nigeria, Pantai Gading, dll. Tim Garuda? maaf saja. Hanya kekecewaan dan nelangsa yang saya rasakan setiap dengar di radio dan baca di media. Dan saya yakin seyakin-2nya itu sama sekali tidak ada urusan dengan kemampuan bangsa ini dlm olah raga ini. Tetapi semua karena ketidakbecusan organisasi yg namanya PSSI karena diurus manusia-2 yg cuma melihat kekuasaan, uang, dan kepentingan politik pribadi-pribadi dan kelompoknya. Saya malah meragukan apakah pengurus PSSI berfikir bagaimana membuat tim Indonesia bisa juara tingkat ASEAN saja, atau bahkan separohya ASEAN saja. Tak usah sampai Asia, Olimiade atau World Cup!
Karena itu saya cuma bisa "ngersulo" dan mengharap suatu hari akan ada orang yg cukup berani menyatakan bahwa "enough is enough" utk PSSI. Suatu hari akan ada yang berani membekukan PSSI supaya paham bahwa mereka bukan sgalanya. Suatu hari ada cukup banyak rakyat yang menuntut agar PSSI diberesi secara total, mulai dari para pengurusnya yg tidak puya kapasitas dan kepedulian utk membuat Indonesia tidak diejek dan diketawai oleh negara tetangga. Bahkan saya berharap suatu saat PSSI diblokir oleh FIFA karena memang tidak cukup punya kualitas utk bermain sepakbola. Hanya dengan cara ini maka rakyat Indonesia akan 'ngeh' bahwa olah raga yg mereka cintai ini benar-2 sudah dalam keadaan sekarat dan perlu revolusi mendasar. Dan hal itu harus dimulai dari PSSI dan pengurusnya!
Maka itu apa yg dikatakan PJ sangat pas buat saya, dan saya bersyukur ada orang berani mengatakan demikian. Tentu saja nanti akan banyak yang mengritik, menjonru, dan menuduh PJ tidak peduli, tidak paham, tidak suka dg PSSI dan sepakbola. Bahkan mungkin saja ada yg mendemo dan menghujat serta memfitnah beliau. Itu semua resiko yg harus dihadapi jika mau melakukan perubahan mendasar dalam persepakbolaan yg kondisinya mempermalukan bangsa ini. Bahkan, PJ mungkin saja tak akan berhasil menghadapi penentangnya dalam soal PSSI ini. Soalnya lawan PJ yg nomor satu adalah Wapres JK yg belum apa-apa sudah kapitulasi dengan PSSI dkk dan mencoba menekan Menpora, Imam Nahrowi (IN), utk mencabut sanksi thd organisasi itu. Belum lagi lawan-lawan seperti KONI dan para pemilik modal yg kepentingannya akan sangat terganggu jika PSSI dibekukan.
Tapi semua halangan dan bahkan kemungkinan kekalahan PJ dalam memperjuangkan persepakbolaan nasional itu tdk terlalu penting bagi saya. Yg penting adalah akhirnya ada pemimpin nasional yg berani mengatakan "Cukup sudah buat PSSI." (enough is enough!). Saya berharap Menpora akan bekerja keras bersama PJ dan tidak menyerah menghadapi tekanan. Kalaupun PSSI harus dibekukan dan diskors FIFA, hal itu tdk menghentikannya melakukan upaya perbaikan yg mendasar.
BRAVO Pak Presiden!!
Simak tautan ini:
http://www.rmol.co/read/2015/05/29/204359/Presiden-Jokowi:-Tak-Masalah-Sepakbola-Nasional-Absen-Sementara-di-Internasional-
Saya sekali lagi bukan pengamat bola, ahli bola, atau punya akses kepada organisasi bola, bahkan di tingkat RT/RW sekalipun. Saya hanya warganegara biasa yg mencintai sepakbola negeri ini sejak dari level kampung sampai nasional. Masih segar ingatan ketika saya begitu getol dan bangga dengan Persipura dan Persebaya, serta Niac Mitra Surabaya. Tetapi sudah beberapa tahun hanya jadi penonton dan pendukung tim sepakbola negara-negara asing seperti Liverpool (Inggris), Juventus (Italia), Barcelona (Spanyol), dan kesebelasan-2 asing seperti Brasil, Argentina, Korea Selatan, Iran, Nigeria, Pantai Gading, dll. Tim Garuda? maaf saja. Hanya kekecewaan dan nelangsa yang saya rasakan setiap dengar di radio dan baca di media. Dan saya yakin seyakin-2nya itu sama sekali tidak ada urusan dengan kemampuan bangsa ini dlm olah raga ini. Tetapi semua karena ketidakbecusan organisasi yg namanya PSSI karena diurus manusia-2 yg cuma melihat kekuasaan, uang, dan kepentingan politik pribadi-pribadi dan kelompoknya. Saya malah meragukan apakah pengurus PSSI berfikir bagaimana membuat tim Indonesia bisa juara tingkat ASEAN saja, atau bahkan separohya ASEAN saja. Tak usah sampai Asia, Olimiade atau World Cup!
Karena itu saya cuma bisa "ngersulo" dan mengharap suatu hari akan ada orang yg cukup berani menyatakan bahwa "enough is enough" utk PSSI. Suatu hari akan ada yang berani membekukan PSSI supaya paham bahwa mereka bukan sgalanya. Suatu hari ada cukup banyak rakyat yang menuntut agar PSSI diberesi secara total, mulai dari para pengurusnya yg tidak puya kapasitas dan kepedulian utk membuat Indonesia tidak diejek dan diketawai oleh negara tetangga. Bahkan saya berharap suatu saat PSSI diblokir oleh FIFA karena memang tidak cukup punya kualitas utk bermain sepakbola. Hanya dengan cara ini maka rakyat Indonesia akan 'ngeh' bahwa olah raga yg mereka cintai ini benar-2 sudah dalam keadaan sekarat dan perlu revolusi mendasar. Dan hal itu harus dimulai dari PSSI dan pengurusnya!
Maka itu apa yg dikatakan PJ sangat pas buat saya, dan saya bersyukur ada orang berani mengatakan demikian. Tentu saja nanti akan banyak yang mengritik, menjonru, dan menuduh PJ tidak peduli, tidak paham, tidak suka dg PSSI dan sepakbola. Bahkan mungkin saja ada yg mendemo dan menghujat serta memfitnah beliau. Itu semua resiko yg harus dihadapi jika mau melakukan perubahan mendasar dalam persepakbolaan yg kondisinya mempermalukan bangsa ini. Bahkan, PJ mungkin saja tak akan berhasil menghadapi penentangnya dalam soal PSSI ini. Soalnya lawan PJ yg nomor satu adalah Wapres JK yg belum apa-apa sudah kapitulasi dengan PSSI dkk dan mencoba menekan Menpora, Imam Nahrowi (IN), utk mencabut sanksi thd organisasi itu. Belum lagi lawan-lawan seperti KONI dan para pemilik modal yg kepentingannya akan sangat terganggu jika PSSI dibekukan.
Tapi semua halangan dan bahkan kemungkinan kekalahan PJ dalam memperjuangkan persepakbolaan nasional itu tdk terlalu penting bagi saya. Yg penting adalah akhirnya ada pemimpin nasional yg berani mengatakan "Cukup sudah buat PSSI." (enough is enough!). Saya berharap Menpora akan bekerja keras bersama PJ dan tidak menyerah menghadapi tekanan. Kalaupun PSSI harus dibekukan dan diskors FIFA, hal itu tdk menghentikannya melakukan upaya perbaikan yg mendasar.
BRAVO Pak Presiden!!
Simak tautan ini:
http://www.rmol.co/read/2015/05/29/204359/Presiden-Jokowi:-Tak-Masalah-Sepakbola-Nasional-Absen-Sementara-di-Internasional-
0 comments:
Post a Comment