Pengamatan saya bhw Golkar akan mengalami implosi dan involusi kian mendekati kenyataan padca putudan Mahkama Partai Golkar (MPG) yg tidak konklusif itu. Seperti diketahui MPG yg menggelar sidang utk menyekllesaikan konflik antara kubu Ancol (A) vs kubu Bali (B) ternyata tidak membuat putusan yg jelas dan kongkrit sehingga jelas siapa yg sah. Alih2, putusan lembaga yg dipimpin Prof. Muladi itu malah mengoyak sisa harapan akan adanya soliditas elit partai berlambang pohon Beringin tsb.
Golkar raksasa politik yg pernah betmuada 3 dasawarsa itu mengalami implosi alias letupan dari dalam yg berpotensi menghabiskan kekuatannya. Ini terjadi setelah partai besutan Pak Harto dkk tsb mengalami proses involusi alias pengecilan melalui penyempalan berturut2 pasca Reformasi, tepatnya sejak 2004. Dari hasil penyempalan itu beberapa parpol sudah terbentuk a.l Hanura, PKPI, PKPB, Gerindra, dan Nasdem. Golkar mencoba survive di bawah JK dan Ical tetapi ternyata kini menghadapi kemungkinan sempal lagi jika salah satu kubu kalah.
Partai sebesar Golkar di negara2 mantan otoriter biadanya bangkit kembali setelah menunggu stabilitas sistem politik di bawah rezim demokratik. Sebenarnya Golkar punya kemampuan tsb karena organisasi dan kadernya serta jejaring kekuasaannya sudah sangat kuat dan berpengalaman. Toh ujung2nya ambyar juga. Mengapa bisa begitu? Jawaban saya masih konsisten yaitu karena kultur politik patrimonial dan birokratis partai ini tak kunjung bisa direformasi, apalagi dihapus oleh elit dan kader2nya.
Golkar masih bertahan karena modal pengalaman dan jejaring yg kuat dlm masyarakat dan birokrasi. Namun partai ini gagal dlm menciptakan inovasi dlm soal budaya politik yg kompatibel dg perubahan. Salah satu contohnya adlh masih sulitnya (utk tdk mengatakan mustahil) bagi para elite Golkar utk lepas dari penguasa dan kemudian memosisikan diri pada kekuatan oposisi. Percobaan menjadi bagian dari KMP, misalnya, tidak sungguh2 didukung tetapi hanya taktis belaka yakni bagian dari manuver kubu Ical menghadapi kubu Agung Laksono (AL) pasca Pemilu 2014.
Walhasil dari kemelut satu ke kemelut lain Golkar mengalami proses "penggureman" diri dan kian tidak menarik bagi generasi baru yg mendambakan parpol inspiratif, visioner, serta inovatif. Bagi bangsa dan NKRI pun kontribusi Golkar kian terbatas pada mengisi posisi2 politik kekuasaan yg sarat dg pragmatisme dan tawar menawar. Mengharapkan munculnya gagasan2 besar dan jauh kedeoan dari Golkar lebih sulit ketimbang mengharap ada kambing yg bisa terbang.
Siapapun yg menang dlm konflik kubu A vs kubu B ini tampaknya tak akan bisa mengerem ancaman implosi dan involusi dlm batang tubuh elite Golkar. Tapi bukankah sangat disayangkan jika partai yg besar dan berpengalaman seperti ini akhirnya mengalami keterpurukan walaupun dg pelan2...?
Wallahua'lam
Simak tautan ini:
http://www.cnnindonesia.com/politik/20150304174423-32-36736/akbar-bisa-saja-partai-baru-muncul-dari-kisruh-golkar/
Wednesday, March 4, 2015
Home »
» INVOLUSI GOLKAR PASCA PUTUSAN MAHKAMAH PARTAI
0 comments:
Post a Comment