Kini yg tersisa adalah sumpah untuk melakukan tuntutan hukum. Dan
supaya heroik, maka sumpah itu tentu harus dramatis kedengarannya. Yaitu
setelah tidak lagi sebagai Presidenpun Pak SBY akan melakukan gugatan.
Mungkin sumpah ini kedengaran hebat, tetapi sayangnya rakyat sudah
terlanjur tdk percaya. Apalagi kalau ternyata nanti yg menggugat UU
Pilkada itu ternyata sudah banyak dan dg argumen lebih kuat dan
berwibawa. Mk nasib gugatan pak SBY pun lebih mengenaskan ketimbang
dagelan pertama dan kedua, yaitu bukan hanya gagal, tetapi tidak
digubris, bahkan sebelum mulai! Logika rakyat sederhana saja: kalau
sekarang saja ketika kekuasaan dan wewenang nasih ada tdk digunakan utk
menghentikan upaya pemunduran demokrasi (istilah Pak SBY sendiri), lalu
bagaimana jika nanti kekuasaan PD dan Pak SBY sudah makin kecil?
Walhasil, babak dagelan tak lucu yg digelar PD makin tambah tidak menarik utk ditonton. Sebab bukan saja terlalu gampang ditebak bhw ia hanya mainan, tetapi juga karena sebagai permainanpun sama sekali tdk camggih!
Paris, 28 September 2014.
(http://m.detik.com/news/read/2014/09/27/212702/2703246/10/sby-bersumpah-terus-perjuangkan-pilkada-langsung-dengan-perbaikan)
Persis seperti yg saya
prediksi sebelumnya, dagelan babak kedua PD berakhir gagal total seperti
halnya babak pertama. Upaya PD membuat kehebohan dg merekayasa drama
"badai di cangkir kopi" sudah bubar bahkan sebelum mulai karena tidak
akan jalan. Tidak mungkin Pak SBY akan mengusut siapa yg memerintahkan
WO di DPR karena berarti mengusut Ibas. Yang terjadi hanyalah
'klarifikasi' yg ujungnya adalah bisa memaklumi kenapa aksi itu dilakukan. Dan itulah yg benar2 terjadi sbgmn berita yg saya tautkan.Walhasil, babak dagelan tak lucu yg digelar PD makin tambah tidak menarik utk ditonton. Sebab bukan saja terlalu gampang ditebak bhw ia hanya mainan, tetapi juga karena sebagai permainanpun sama sekali tdk camggih!
Paris, 28 September 2014.
(http://m.detik.com/news/read/2014/09/27/212702/2703246/10/sby-bersumpah-terus-perjuangkan-pilkada-langsung-dengan-perbaikan)
Kini yg tersisa adalah sumpah untuk melakukan tuntutan hukum. Dan
supaya heroik, maka sumpah itu tentu harus dramatis kedengarannya. Yaitu
setelah tidak lagi sebagai Presidenpun Pak SBY akan melakukan gugatan.
Mungkin sumpah ini kedengaran hebat, tetapi sayangnya rakyat sudah
terlanjur tdk percaya. Apalagi kalau ternyata nanti yg menggugat UU
Pilkada itu ternyata sudah banyak dan dg argumen lebih kuat dan
berwibawa. Mk nasib gugatan pak SBY pun lebih mengenaskan ketimbang
dagelan pertama dan kedua, yaitu bukan hanya gagal, tetapi tidak
digubris, bahkan sebelum mulai! Logika rakyat sederhana saja: kalau
sekarang saja ketika kekuasaan dan wewenang nasih ada tdk digunakan utk
menghentikan upaya pemunduran demokrasi (istilah Pak SBY sendiri), lalu
bagaimana jika nanti kekuasaan PD dan Pak SBY sudah makin kecil?
Walhasil, babak dagelan tak lucu yg digelar PD makin tambah tidak menarik utk ditonton. Sebab bukan saja terlalu gampang ditebak bhw ia hanya mainan, tetapi juga karena sebagai permainanpun sama sekali tdk camggih!
Paris, 28 September 2014.
Simak tautan ini:
http://m.detik.com/news/read/2014/09/27/212702/2703246/10/sby-bersumpah-terus-perjuangkan-pilkada-langsung-dengan-perbaikan.
Walhasil, babak dagelan tak lucu yg digelar PD makin tambah tidak menarik utk ditonton. Sebab bukan saja terlalu gampang ditebak bhw ia hanya mainan, tetapi juga karena sebagai permainanpun sama sekali tdk camggih!
Paris, 28 September 2014.
Simak tautan ini:
http://m.detik.com/news/read/2014/09/27/212702/2703246/10/sby-bersumpah-terus-perjuangkan-pilkada-langsung-dengan-perbaikan.
0 comments:
Post a Comment