Tentu tidak mudah utk memastikan mana yg paling benar dlm pengertian
empiris-matematis. Yg bisa dipastikan hanyalah adanya fakta telah
terjadinya aksi ruwatan dari warga, dan statemen dari koordinator ttg
maksud digelarnya aksi tsb. Apkh aksi tsb akan menjadi persoalan hukum,
saya kira masih harus menunggu respons dari AR atau pihak2 yg merasa
dirugikan dan dilanggar haknya serta para penetak hukum. Apakah ini
sekadar sensasi dan memburu popularitas belaka, juga masih perlu
dibuktikan bagaimana implikasi aksi tsb trhdp pemberitaan di media dan
sejauh mana respon publik atas peristiwa tsb.
Yang bagi saya menarik utk dicermati dan ditafsirkan adlh aksi ruwatan ini rasanya baru kali ini digelar bukan karena kemauan dr subyek yakni AR sendiri atau yg mewakilinya. Ruwatan tsb muncul dari luar yg seolah menganggap AR perlu diruwat agar menjadi bersih. Ruwatan ini dg demikian adlh suatu aksi yg diinisiasi oleh pihak yg menilai AR sebagai pihak yg bermasalah. Pemilihan ruwatan sebagai medium memberi pesan kepada publik bahwa aksi ini memiliki legitimasi kultural yg berakar pd tradisi Jawa di mana AR juga mengenalnya sebagai orang Jawa dan tinggal di Yogya. Namun medium ritual tsb dan alasannya belum tentu akan disetujui oleh AR dan terkesan ditentukan secara sepihak oleh para pelakunya.
Sambil menunggu perkembangan dan respons thd aksi ruwatan tsb. rasanya tak berlebihan jika saya mengatakan bhw warga masyarakat kini makin terbuka dan terang2an dlm menyampaikan gagasan dan aspirasi thd para elit. Termasuk aksi2 yg menggunakan simbol2 tradisi yg dianggap mewakili apa yg dirasakan dan harapkan. Terpulang pd para elit tsb bgmn mereka meresponnya. Apkh akan menghasilkan saling pemahaman atau sebaliknya yaitu meluasnya kesalahpahaman dan konflik dlm masyarakat.
Simak tautan ini:
http://indonesiasatu.kompas.com/…/dinilai.jadi.sengkuni.ami…
Yang bagi saya menarik utk dicermati dan ditafsirkan adlh aksi ruwatan ini rasanya baru kali ini digelar bukan karena kemauan dr subyek yakni AR sendiri atau yg mewakilinya. Ruwatan tsb muncul dari luar yg seolah menganggap AR perlu diruwat agar menjadi bersih. Ruwatan ini dg demikian adlh suatu aksi yg diinisiasi oleh pihak yg menilai AR sebagai pihak yg bermasalah. Pemilihan ruwatan sebagai medium memberi pesan kepada publik bahwa aksi ini memiliki legitimasi kultural yg berakar pd tradisi Jawa di mana AR juga mengenalnya sebagai orang Jawa dan tinggal di Yogya. Namun medium ritual tsb dan alasannya belum tentu akan disetujui oleh AR dan terkesan ditentukan secara sepihak oleh para pelakunya.
Sambil menunggu perkembangan dan respons thd aksi ruwatan tsb. rasanya tak berlebihan jika saya mengatakan bhw warga masyarakat kini makin terbuka dan terang2an dlm menyampaikan gagasan dan aspirasi thd para elit. Termasuk aksi2 yg menggunakan simbol2 tradisi yg dianggap mewakili apa yg dirasakan dan harapkan. Terpulang pd para elit tsb bgmn mereka meresponnya. Apkh akan menghasilkan saling pemahaman atau sebaliknya yaitu meluasnya kesalahpahaman dan konflik dlm masyarakat.
Simak tautan ini:
http://indonesiasatu.kompas.com/…/dinilai.jadi.sengkuni.ami…
0 comments:
Post a Comment