Setelah gagal menjadi Presiden dalam Pilpres 2014, partai Gerindra akan
melakukan konsolidasi internal. Pasca-wafatnya Ketum DPP Gerindra, Prof.
Dr. Ir. Suhardi. PS dipastikan yg akan menjabat Ketum
DPP adalah Prabowo Subianto (PS). Apakah beliau masih akan merangkap
menjadi Ketua Dewan Pembina DPP, atau akan menyerahkannya kepada Hashim
Djojohadikusumo (HD), yg selama ini menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina?
Kita belum tahu. Tetapi ada baiknya membuat analisis ttg masa depan
partai ini dan juga parpol lain yg memiliki budaya politik patrimonial
sepert Gerindra.
Seperti halnya Partai Demokrat (PD), Nasdem,
Hanura dan PDIP, Gerindra masih identik dengan pendirinya, khususnya PS
dan keluarga. Tentu saja dlm hal ini PDIP masih memegang rekor paling
lama. Parpol-parpol berkultur politik patrimonial seperti ini, masih
akan tetap menjadi model umum di negeri ini, kendati rakyat semakin
condong memilih parpol yang memang berkualitas ketimbang krena kharisma
tokoh-2 elitnya. Ini berbeda dg parpol-2 seperti Golkar, PKS, PAN, PKB,
dan PPP. Walaupun mereka juga masih sangat tergantung pada figur-figur
elit, namun ada kecenderungan tak terlalu besar spt parpol-2 yg disebut
sebelumnya. Tentu dinamika internal parpol2 ini juga mengalami pasang
naik dan pasang surutnya. Misalnya, Golkar yg kian mengalami friksi
internal elitnya dan berujung pada munculnya parpol-2 sempalan. PPP juga
mengalami stagnasi dan terpecah saat ini. PAN dan PKB masih relatif
solid, sementara PKS mungkin adlh parpol yg sukses dalam pengkaderan
kendati sedang mengalami krisis legitimasi gara-2 kasus korupsi oknum
elitnya.
Akankah Gerindra ber-evolusi menjadi partai kader
seperti PKS? Saya kira akan butuh waktu cukup panjang karena
ketergantungannya kepada figur PS dan keluarga masih sangat kuat. Ini
juga akan dialami PD jika Pak SBY tidak segera menyapih partai ini dari
ketergantungan. PDIP yg kini berkuasa, merupakan kasus yg agak berbeda
dg PD dan Gerindra. Memang, bisa jadi PDIP akan lebih lama lagi
tergantung kpd Megawati Soekarnoputri (MS) dan keluarga BK. Namun
demikian, jika kita lihat keberanian beliau menunjuk Jokowi sebagai
Cagub DKI dan kemudian Capres, demikian pula menunjuk Risma sebagai
cawalkot, dll. maka tidak tertutup kemungkinan MS juga akan melakukan
semcam terobosan baru dlm urusan kepemimpinan PDIP. Jika ini yg terjadi,
maka PDIP akan mengalami revolusi mental dlm elitnya yg akan punya
dampak signifikan ke depan menuju partai kader.
Bangsa dan
rakyat Indonesia memang masih akan menyaksikan dinamika parpol yang
bergulat dengan kultur politik patrimonial ini dalam tempo yg cukup
lama. Jika diinginkan ada akselerasi perubahan, maka terpulang kepada
rakyat apakah kecenderungan utk memilih berdasarkan meritokrasi terus
berlanjut dan ditingkatkan. Jika jawabnya ya, maka parpol-2 yg masih
berorientasi pada kharisma pendiri dan keluarga juga akan dipaksa
menyesuaikan diri atau hilang karena ditinggalkan rakyat. Sebab, sistem
politik yg demokratis pada akhirnya harus mengedepankan pilihan dan
kehendak rakyat. Bukan kemauan para elit parpol saja.
Simak tautan ini:
http://politik.rmol.co/read/2014/09/19/172739/KLB-Akan-Tetapkan-Prabowo-Ketum-Gerindra-
0 comments:
Post a Comment