Pemanggilan Polri thd salah seorang anggota Kompolnas, Prof. DR. Adrianus Meliala (AM), menunjukkan bhw Polri masih belum benar2 memiliki tingkat kepercayaan diri yg tinggi dlm menghadapi kritik dan cenderung bersikap 'adigang, adigung, adiguna'. AM, sesuai tugasnya sbg pengawas Polri, tentu memiliki hak dan kewenangan fungsional utk mengemukakan penilaiannya secara terbuka dan kritis terhadap lembaga negara itu. Ditambah lagi, kiprah dan pengalaman AM sebagai pakar dan pengajar di lembaga pendidikan umum dan kepolisian, serta pernah beryahun2 menjadi penasihat pimpinan Polri, tentu bernilai plus saat melontarkan kritik dan nyaris tidak mungkin bermotif jelek thd Polri maupun aparat-2nya.
Sudah barang tentu, pihak Polri atau pimpinannya bisa dan sah-2 saja gerah thd sorotan dan kritik AM serta menganggap berpotensi menjatuhkan gengsi dan/atau kredibilitas mereka. Namun pendekatan Polri yg terkesdan pemidanaan thd aktifitas AM, saya kira lebay dan sekaligus bisa mengundang olok-2 bagi Polri. Orang akan mempertanyakan dan membandingkan kasus ini dg penanganan Polri thd tabloid Obor Rakyat (OR) yg sampai sekarang blm ketahuan apakah akan sampai pd soal pencemaran nama Jokowi yg kini Presiden terpilih atau tidak. Begitu juga dg berbagai kasus korupsi yg ditengarai melibatkan elit Polri, tetapi yg justru Polri lelet utk menindaklanjuti karena berbagai alsan. Kondisi psikologis spt ini adlh salah satu indikator bhw ketersinggungan elite Polri menjadi penghalang bagi sebuah kinerja yang profesional dan menjadi kendala bagi reformasi internal lembaga tsb. Sikap mental spt ini, hemat saya, merupakan mentalitas yg masih bercokol kuat dlam psyche sementara oknum generasi lama yg kini masih ada dlm posisi strategis di Jl. Trunojoyo 1. Generasi yg lbh muda seperti yg terlihat pada sosok Kabareskrim Polri, Asrena Polri, dan bbrp Kapolda mungkin sudah beda atau setidaknya harus menghadapi realitas dan tantangan cara yg berbeda dg sebelumnya.
Saya pribadi kebetulan kenal dg figur2 generasi muda Polri yg kini mulai menjadi bagian elit Polri. Saya punya harapan besar kepada mereka punya spirit dan komitmen reformasi yg genuine dan kuat. Pak Komjen Pol Alius dan Pak Irjen Pol Tito serta Pak Irjen Pol Syafrudin (utk menyebut beberapa nama) adalah harapn bagi Polri masa depan yg lebih mampu mengikuti 'zeitgeist' atau semangat zaman dan dinamika bangsa Indonesia yang semakin kompleks dan modern serta demokratis. Saya setuju bahwa sebagai sebuah lembaga negara yang memiliki tugas berat dalm menjaga keamanan dan ketertiban umum di Indonesia Polri tetap harus tegas dan profesional serta berwibawa. Tetapi tak berarti Polri harus menampilkan citra diri yang 'adigang adigung dan adiguna'. Semoga!
Simak tautan ini:
http://m.rmol.co/news.php?id=169646
Thursday, August 28, 2014
Home »
» PEMANGGILAN ANGGOTA KOMPOLNAS OLEH POLRI: GENGSI ATAU SUBSTANSI?
0 comments:
Post a Comment