Debat Capres-cawapres putaran 1 semalam (9/6/14) akan menjadi salah satu rujukan untuk rakyat Indonesia dalam memilih dalam Pilpres bulan Juli yad. Kendati tradisi debat seperti ini masih tergolong baru dalam kiprah politik di Indonesia, tetapi saya yakin rakyat akan memakainya sebagai salah satu referensi mereka. Karenanya, tampilan dalam debat bisa merubah preferensi calon pemilih, khususnya mereka yang masih belum menentukan pilhan (undecideds) atau mereka yang masih membuka kemungkinan berganti pilihan (swing voters).
Secara umum, pasangan Jkowo-JK (JJ) menampilkan sebuah chemistry yg baik, saling mendukung, dan memberikan jawaban yg tidak normatif belaka, tetapi juga jawaban kongkrit dan terukur. Walaupun JK masih tetap tampil dominan ( karena sudah pernah jadi wapres dan kandidat presiden sebelumnya), Jokowi menampilkan diri lebih cool, santai, dan menguasai panggung. Beda dengan ketika deklarasi kampanye damai, tadi malam Gub DKI tsb mampu menebar senyum khasnya dan pergerakan tubuhnya tdk kaku.
Pasangan Prabowo-Hatta (PH) justru sebaliknya. Chemistry mereka belum terbangun, sehingga jawaban mereka tidak mengalir dan saling mendukung, serta cendeerung normatif. PS malah terpancing oleh JK dan tidak menjawab pertanyaan dasar yg dilontarkan lawan debat sehingga mesti diingatkan kemudian oleh Jokowi. HR lebih payah lagi. Retorikanya yg normatif dan gaya pidato yg mirim deklamasi itu, membuat tidak menarik. Apalagi ketika dalam beberapa jawaban dia malah sepakat dengan lawan, sehingga JK pun senyum-senyum dan 'berterima kasih' thd dukungan HR!
Secara substantif, JJ lebih fokus kepada program dan manajemen, sementara PH sibuk dengan penjelasan normatif. JJ selalu berangkat dari pengalaman mereka sebagai landasan argumen dan pembuktian, sementara PH masih bicara rencana. Ini sangat aneh mengingat HR adalah seorang Menteri selama lebih dari 10 tahun terakhir. Kendati Jokowi masih belum pernah menjabat sebagai menteri atau selevel Menteri, tetapi sangat jelas bahwa jawaban-2nya lebih kongkrit dalam penyelesaian masalah ketimbang Hatta. Contoh paling menarik adalah ketika ditanyakan mengenai rencana program dalam HAM dan penghapusan diskriminasi, PH masih belum punya banyak bukti kecuali soal Ahok sebagai Wagub DKI. Sementara JK dengan segudang pengalaman dalam resolusi konflik di Indonesia, dengan sangat mudah memberikan bukti-2 tsb. Jokowi bahkan mengatakan bahwa kedua masalah itu sejatinya tak perlu didiskusikan karena track record pasangannya sudah bicara, seperti kasus Lurah Susan yg dibelanya menghadapi kelompok intoleran yg ingin memecatnya!
Program-2 mengenai relasi pusat daerah dan upaya membuat daerah lebih sinergis dengan pusat, juga lebih jelas dikemukakan oleh JJ. Usulan mereka agar memerkuat manajemen pengawasan dan penerapan e-government, saya kira sangat efektif . Lagi-lagi, pasangan PH hanya bisa menyetujui saja tanpa memberikan alternatif. Demikian pula dengan isu pengelolaan pemerintahan yg baik. Pasangan PH justru bluder ketika mengemukakan solusi memberikan fasilitas dan kesejahteraan lebih kepada para pejabat negara agar mereka tidak korupsi. Rakyat sudah tahu bahwa solusi seperti ini sama saja dengan menggarami laut dan sama sekali tidak efektif, apalagi populer di mata rakyat Indonesia.
Dalam masalah penegakan hukum, JJ pun masih lebih kongkrit dengan program penuntasan kasus-kasus korupsi. PH memang berkomitmen memperkuat KPK dan pemberantasan korupsi serta berjanji akan menggunakan meritokrasi dlm rekrutmen pejabat. Yang paling ironis adalah sikap PS yg tegas terhadap kelompok radikal dan pihak-pihak yang mengancam keamanan nasional serta kedaulatan NKRI. Publik tentu akan mempertanyakan bagaimana dengan kelompok-2 Islam garis keras yang menjadi bagian dari pendukungnya?
Walhasil, saya berbeda pendapat dengan Mahfud MD yg mengatakan kubunya menang 1:0. Menurut saya, debat semalam dimenangkan oleh pasangan JJ dengan sangat telak. Bahkan menurut hemat saya, seandainya setelah debat tsb lalu dibuat semacam survei kepada audience yg masih belum menentukan pilihan, saya hampir yakin mereka akan memilih JJ dengan perbandingan yang sangat signifikan! Pihak PH punya mantan Jenderal, tetapi dalam debat capres semalam, mantan tukang mebel justru yang lebih meyakinkan.
Kita tunggu ronde selanjutnya, apakah PH akan tampil lebih baik atau tidak.
Simak tautan ini:
http://nasional.kompas.com/read/2014/06/09/2322216/Mahfud.MD.Secara.Keseluruhan.Prabowo-Hatta.Menang.1-0.
Tuesday, June 10, 2014
Home »
» DEBAT CAPRES 2014: MANTAN JENDERAL VS MANTAN TUKANG MEBEL:
0 comments:
Post a Comment