Capres PDIP akan mengumumkan cawapresnya pd beberapa hari mendatang.
Nama mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) tampaknya makin tak terbendung jika
dibanding dengan Ryamizard Ryacudu (RR), Mahfud MD (MMD),
dan Abraham Samad (AS). Berbagai analisa dan indikator serta spekulasi
sudah banyak dikemukakan di media baik media umum maupun jejaring media
sosial.
PDIP memiliki berbagai pertimbangan plus jika memilih
JK, antara lain: 1) pengalaman yg panjang sebagai pejabat negara,
termasuk wapres pada masa Kepresidenan SBY pertama; 2) JK dekat dengan
Megawati, ketika beliau menjadi Presiden menggantikan GD, sehingga
chemistry keduanya telah teruji; 3) Pengalaman politik JK lebih matang
(pernah memimpin Golkar), begitu pula hubungan dg kalangan bisnis
(nasional dan internasional), sehingga bisa membantu Jokowi yg masih
'hijau.'; 4) Backgrounds sebagai orang Bugis, dan NU menguntungkan utk
menarik pemilih dari luar Jawa 9khusunya Indonesia Timur) dan sebagaian
nahdliyyin.
Namun demkian, JK juga memiliki nilai minus yg
perlu dipertimbangkan Jokowi: 1) Karakter dominan dan intervensionis
akan merugikan Jokowi sebagaimana pernah dialami SBY pada 2004-2008; 2)
Kecenderungan JK yg longgar thd nepotisme akan menjadi bahan target
kritik lawan-lawan politik Jokowi; 3) Kedekatan JK thd kelompok-2 bisnis
besar dan asing bisa menjadikan upaya Jokowi untuk lebih mandiri
terganjal; 4) Latarbelakang Golkar dan bagian dari rezim lama bisa
dianggap 'mencemari' citra sebagai pemimpin baru yang dikembangkan
Jokowi dan PDIP; 5) Paradigma 'saudagar' yg dimiliki JK kontradiktif
dengan paradigma 'revolusi mental'yg dijadikan sebagai paradigma Jokowi.
Untung rugi secara materi dan bisnis menjadi ukuran mengatur negara
ketimbang kesejahteraan rakyat dan kebesaran NKRI; 6) Kemampuan JK
menarik pemilih luar Jawa dan nahdliyyin tdk terlalu signifikan dan
cenderung dibesar-2kan karena ternyata gagal dlm pilpres 2009.
Jokowi memang tak akan terlalu repot utk mengalahkan saingannya jika
berpasangan dg JK, apalagi jika lawan utamanya, Prabowo bersanding dg
Hatta Rajasa (HR) atau tokoh PKS serta PPP. Namun yg harus dipikirkan
oleh Jokowi adalah stabilitas pemerintahannya dan kesinambugannya sampai
10 tahun yad. Memilih JK mungkin akan memberi Jokowi jaminan politik
dalam jangka pendek, tetapi belum tentu dalam jangka panjang. Padahal,
melakukan perubahan fundamental di republik ini, bukanlah sebuah upaya
cepat. Sebuah sinergi antara Presiden dan wakilnya sangat penting
dibangun dan itu butuh waktu yang tak sebentar. Khusunya dalam hal
saling memahami siapa yang jadi boss dan siapa yang 'cuma' wakilnya,
sehebat apapun dia.
Simak tautan ini:
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/12/269577036/Cawapres-Jokowi-Survei-Efek-JK-Kurang-Signifikan
0 comments:
Post a Comment