Drama "Pecah Kongsi Antara
PKB-Imin dan Raja Dangdut" yg disaksikan di pentas politik dan
disaksikan seluruh rakyat Indonesia, sudah memasuki babak penutup.
Seperti dalam pentas drama, maka semua keburukan pun muncul di permukaan,
dan kebaikan pun menjadi transparan. Para penonton dipersilakan
memaknai, mengambil pelajaran, atau cuek dan mengangapnya hanya sekadar
hiburan semata.
Konflik RhI vs Imin dkk pasca-Pileg ini sudah
makin mengerucut dengan saling membongkar aib. Publik kini dengan terang
benderang melihat, bahwa segala macam omongan soal ukhuwah Islamiyah,
perjuangan membela yg benar, ikhlas utk berkorban, dan segala
hyperstatement dari kedua pihak, hanyalah "mbelgedhes". Pada akhirnya,
keduanya hanya saling memanfaatkan demi kekuasaan. Kedua pihak, pada
hakekatnya sedang membuktikan ucapan Edmund Burke, filsuf politik dari
Inggris, bahwa demokrasi tanpa ahlak dan hikmah adalah 'kedunguan,
kesalahan, dan kegilaan tanpa ongkos dan kekangan.' Baik PKB-Imin maupun
RhI menggunakan demokrasi sebagai alasan perebutan kekuasaan yg tanpa
hati, tanpa etika, dan tentu saja membuta-tuli. Akhirnya, di babak
pamungkas drama itu, semuanya terkuak.
Simak omongan Marwan
Ja'far (MJ), tangan kanan PKB-Imin, ttg RhI. Dengan sangat gagah dia
menyerang dan menelanjangi kelemahan sang Raja Dangdut. Mulai dari
pernyataan agar RhI "tahu diri" sampai menunjuk kegagalan anak-anak sang
pedangdut dlm Pileg sebagai bukti bhw apa yg disebut efek Rhoma
ternyata tidak ada atau minim sekali. MJ pun menyatakan yg paling
berpengaruh adalah kemampuan dan kapasitas sang boss, Imin, dalam
pemenangan partainya.
RhI dkk pun tak mau tinggal diam. Dan
kekecewaan mereka pun dimuntahkan dengan dengan berbagai atraksi, mulai
dari pencabutan dukungan thd PKB-Imin, sampai penyobekan logo PKB oleh
para pendukung sang Raja (http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/16/rhoma-cabut-dukungan-pendukung-sobek-logo-pkb).
Dan tentu saja, langkah berikutnya adalah kampanye agar semua pendukung
RhI di seluruh Indonesia tak lagi mendukung PKB-Imin dan koalisinya
dalam Pilpres!
Sejak zaman dahulu kala, orang bijak selalu
berkata "sahabat yang sejati bukan yang hadir saat engkau sedang
berbahagia, tetapi ketika engkau sedang mendapat uji coba." Sekarang RhI
mungkin harus memutar lagunya sendiri, "Sahabat" (https://www.youtube.com/watch?v=CPVbnZnm5b8).
Liriknya antara lain "Mencari teman memang mudah/Pabila untuk teman
suka/Mencari teman tidak mudah/Pabila untuk teman duka.."
Saturday, May 17, 2014
Home »
» PKB-IMIN VS RHOMA: SIAPA SEBETULNYA SAHABAT ITU?
0 comments:
Post a Comment