PELECEHAN KEBEBASAN BERFIKIR DI KAMPUS UIN BANDUNG

Setelah kasus penolakan thd Jokowi memberikan ceramh di ITB, kini ada lagi kasus penolakan oleh UIN Bandung terhadap Ulil Abshar Abdallah (UAA).   Penolakan thd UAA yg akan berceramah di kampus tsb, memang bukan dg alasan politis tetapi alasan "keamanan dan nama baik lembaga," sehingga Rektor mengambil keputusan untuk membatalkan seminar tersebut. Kedua alasan tsb sangat tidak bermutu dan bahkan melecehkan UIN Bandung, seluruh civitas akademikanya, dan komunitas intelektual di negeri ini. Nama baik lembaga UIN tercemar karena ulah Rektor yang sama sekali di luar penalaran sehat. Bagaimana mungkin sebuah lembaga PT Islam menolak kehadiran seorang pemikir Muslim karena alasa bisa merendahkan nama baik lembaga tsb?. Jangan-jangan sebenarnya Rektor UIN itu sendiri yang tidak punya kapasitas untuk memimpin sebuah perguruan tinggi. Dia hanya ikut larut dalam ketakutan dan kekhawatiran akan ada intimidasi atau bentuk2 kekerasan lain di kampusnya jika UAA ceramah karena berisi pandangan2 yg inkonvensional dan/atau kritis terhadap suatu pemikiran, lembaga, atau posisi tertentu. Pertanyaan saya, kenapa si Rektor tidak hadir saja di situ dan melakukan debat akademik kalau dia tdk setuju dg substansi?. Atau dia menyuruh siapapun yang punya keahlian dalam pemikiran Islam yg tidak sepaham dg UAA untuk menantang debat yang sehat dan berbobot dlm forum tsb?. Saya sangat ragu dengan alasan menjaga nama baik itu, karena justru dengan penolakan seperti ini UIN Bandung menjadi perguruan tinggi Islam di Indonesia yang anti terhadap perbincangan ilmiah dan intelektual. Artinya, Rektor UIN Bandung itu justru sedang mencemarkan nama baik lembaga yang dipimpinnya. Bukan menjaga nama baiknya! Seharusnya rektor-rektor macam begini harus masuk ke Museum untuk digunakan sebagai peringatan betapa berbahayanya sikap pengecut dan anti intelektual yg dimiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi Islam di negeri ini.

Baca tautan ini:

http://www.tempo.co/read/news/2014/05/07/079575938/Ulil-Kembali-Ditolak-Tampil-di-UIN