Pasca-real count hasil Pileg oleh KPU,
prakiraan utk PIlpres mulai bs dibuat atas dasar perolehan parpol2
pengusung capres-cawapres. Harus diingat bhw pilpres adlh soal memilih
figur, BUKAN partai. Kendati demikian, sebagai ancang2, tdk ada salahnya
jika pengamat membuat prognosis dg memakai asumsi bhw pemilih partai
akan loyal dg pasangan capres yg diajukan partai dan koalisinya.
Penyimpangan bisa terjadi jika sosok yg diajukan ternyata terlaku
berbeda dg harapan pemilih tsb. Ini yg mesti dipikirkan olh parpol2 tsb
agar loyalitas pemilih bs sejauh mungkin dipertahankan.
Jika
perolehan Pileg di pakai, mk koalisi Banteng menguasai 17 propinsi,
sedang koalisi Garuda menguasai 2 propinsi. Jika Golkar jadi gabung dlm
koalisi Banteng maka akan menjadi 30 propinsi. Jika Demokrat gabung dg
Garuda maka menjadi 3 propinsi. Jika Golkar dan Demokrat membentuk
koakisi Beringin maka akan menguasai14 propinsi.
Dari
othak-athik ini bs diperkirakan bhw pasangan capres Banteng sangat kuat
jika berhadapan hanya dg pasangan Garuda (17 lawan 3). Terlebih lagi
karena Banteng memenangi senua propinsi palung padat spt Jawa Barat,
Tengah, Timur, dan Jakarta! Jika Golkar ikut bergabung dlm kubu Banteng,
mk pilpres satu putaran sangat tinggi probabilitasnya utk dimenangkan
pasangan Jokowi.Tetapi namanya juga politik. Tentu akan selaku
terbuka bg perubahan2. Khususnya jika cawapres yg dipilih Jokowi
ternyata kurang kuat ekektabilitasnya. Maka dua putaran bisa saja
terjadi.
Baca tautan ini:
http://m.thejakartapost.com/news/2014/05/13/pdi-p-dethrones-dems-densely-populated-provinces.html
0 comments:
Post a Comment