Hari-2
ini situasi di dalam internal elite DPP PDIP benar-benar menegangkan.
Pasalnya tak lain adalah masih belum jelasnya siapa yg akan ditetapkan
sebagai cawapres pendamping Jokowi. Baik parpol koalis
Banteng (PDIP, Nasdem, PKB-Imin, dan Hanura) maupun internal DPP PDIP,
masih belum ada kata putus, kendati di luar semua mengatakan "terserah
Bu Mega." Tapi masing-2 masih terus bermanuver memperjuangkan
kepentingan diri dan kelompoknya.
PKB-Imin, misalnya. Kendati
di publik omong memerjuangkan Mahfud MD (MMD) dan JK, tetapi sejatinya
Iminlah yg selalu disorongkan dalam berbagai pertemuan internal koalisi
Banteng. Kelakuan PKB-Imin tdk perlu diherankan lagi kalau pengalaman
Rhoma kita pakai sebagai contoh. Sang Raja Dangdut hanyalah bidak catur
yang dimainkan demi kepentingan Imin. Ada selentingan dari sebuah sumber
yg valid, Imin sejatinya sudah lebih dari dua kali mendekati Prabowo
Subianto (PS) untuk menawarkan diri sebagai cawapres boss Gerindra.
Tetapi karena ditolak mentah-2 maka lantas gabung dg PDIP. Dan kini
ketika bergabng dengan jawara Pileg itu, walaupun sudah bekoar tidak
minta imbalan apapun, kenyataannya terus mencoba mengajukan diri!
Nasdem pun tidak beda. Partai besutan Surya Paloh (SP) ini konsisten
mengajukan JK, sejak awal. Walaupun di luar mengatakan menyerahkan
kepada Megawati, namun manuver mendukung JK terus dilakukan, Malahan di
hari-2 ini Nasdem makin intensif karena mendapat angin dari dalam
lingkaran dalam elit DPP PDIP, yg juga mendukung pencawapresan JK.
Mereka memang sejak awal tidak sreg dg Jokowi dan menganggap JK bisa
digunakan untuk mengontrol gerak Gub DKI itu jika menjadi Presiden.
Mungkin cuma Hanura saja yg pasif karena memang posisi dan kekuatan
tawarnya tak cukup kuat.
Bagaimana dengan Mega dan Jokowi
sendiri?. Tampaknya boss PDIP itu rada suntuk melihat kiprah lingkaran
dalamnya yang ribet, sementara Jokowi konon bersikap pasif dan menunggu
sinyal dari sang Ketum. Maka muncullah rilis utk media dari Rieke Diah
Pitaloka (RDP) yang menurut sumber, adalah pesan langsung dari mBak
Mega. Jika kita simak dg baik, ke lima kriteria cawapres ala Bung Karno
tsb, maka maknanya cenderung tidak sreg untuk menyandingkan JK dengan
Jokowi. Dari kelima kriteria tsb (;ihat tautan di bawah), maka kriteria
1, 2, 4, dan 5 tampaknya sulit utk dipenuhi JK. Mbak Mega, konon,
memilih diam dan menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi utk memilih. Kita
lihat saja nanti apakah Jokowi akan memaknai kriteria ala BK tersebut
secara ideologis, atau secara pragmatis. Jika besuk ternyata JK yg
dipilih oleh Jokowi, maka pragmatisme menjadi orientasi utama dan
sebaliknya, jika MMD atau Ryamizard yg dipilih, maka Jokowi memang masih
seperti yg dikatakan RDP: 'anak ideologis' BK.
(http://beresnews.com/menu-detail-artikel.php?idart=3208&diel=3ca3c0ffc8fe3219ec224ec0a8ffa7f8)
0 comments:
Post a Comment