Inilah sikap PBNU yang ditunggu-tunggu oleh
jutaan warga nahdliyyin di seluruh Nusantara dan belahan dunia lain:
Menolak gerakan dan organisasi Islam radikal HTI dan FPI. Selama ini
tidak terlalu jelas sikap dari PBNU,
bahkan terkesan mbulet dan inkonsisten. Kendati secara retorik ada
kesamaan pandangan bahwa doktrin dan kiprah NU menolak kekerasan
(tathawwur), namun sikap elit PBNU sering bertentangan antara satu dg
yang lain. Misalnya, sikap Gus Hasyim Muzadi (HM) yang dekat dengan FPI
tetapi sangar terhadap Ahmadiyah. Lalu sikap Gus Said Aqil Siradj (SAS)
yang toleran terhadap Syi'ah, tetapi dikritik habis oleh sementara Kyai
NU di Jatim. Memang sikap-2 yang berbeda tidak dilarang, tetapi jika
tidak konsisten dan dijelaskan dengan baik kepada warga nahdliyyin,
justru akan kontra-produktif. Karena itu harus ada semacam panduan umum
dan berlaku universal bagi jam'iyyah nahdlatul ulama di seluruh dunia
(karena faktanya warga nahdliyyin TIDAK HANYA di Indonesia), mengenai
sikap organisasi terhadap faham, ideologi, pemikiran dan kiprah kelompok
Islam garis keras. Dalam panduan tsb harus dijelaskan: 1) apa kelompok
dan gerakan tsb, baik yg bercokol di RI maupun di seluruh dunia; 2)
siapa tokoh-2 mereka, baik yag lama maupun yang baru dan kalau perlu
yang mungkin akan menjadi penerus; 3) alasan syar'i maupun siyasi kenapa
radikalisme dan gerakan Islam radikal seperti NII, HTI, FPI, JAT, MMI,
dll harus ditolak warga nahdliyyin; dan 4) metode atau cara untuk
mendeteksi ideologi dan kiprah radikalisme serta bagaimana membendung
ancaman mereka agar tidak merasuki kalangan nahdliyyin dan bangsa
Indonesia. Sikap tegas PBNU yang dikemukakan oleh Katib Aam PBNU, KH Dr.
Malik Madani, MA, ini perlu diapresiasi dan secepatnya disosialisasikan
PBNU sampai di akar rumput. Bahkan, hemat saya, tidak terbatas pada
internal jama'ah dan jam'iyyah nahdliyyin saja, tetapi mencakup seluruh
komponen bangsa Indonesia. Penolakan terhadap radikalisme atas nama
ajaran Islam, apalagi yang terang-2an menentang Konstitusi sepeti upaya
membangun Khilafah Islamiyah dan Negara Islam di negeri ini, merupakan
salah satu perjuangan NU yg sesuai dengan Khittah Nahdliyyah serta
keperluan bangsa secara keseluruhan. Bahaya radikalisme agama telah
sangat terang benderang di berbagai bagian wilayah negara berpenduduk
mayoritas Muslim. Ia bukan saja merusak ukhuwwah Islamiyyah, tetapi juga
ukhuwwah wathoniyyah dan insaniyyah. Radikalisme bukan saja merusak
ummat Islam, tetapi juga nilai-2 kemanusiaan dan kehidupan yang damai.
Bravo PBNU!!
Simak kabar ini:
http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,51730-lang,id-c,nasional-t,NU+Tolak+Tegas+Gerakan+HTI+dan+FPI-.phpx
Saturday, May 3, 2014
Home »
» KATIB SYURIAH KH. DR MALIK MADANI: NU MENOLAK HTI & FPI
0 comments:
Post a Comment