Lain Jokowi lain lagi dengan Prabowo Subianto (PS) dalam menggalang massa kelompok pemilih potensial. Kalau Gub DKI itu melakukan langkah cerdas dengan menggarap dan mendekati kelompok pemilih yang utuh seperti Muslimat NU, maka PS justru memilih organisasi buruh yang jelas terfragmentasi. Kalau dilihat dari gebyar dan meriahnya, memang kelihatan massa buruh sangat hebat. Giliran dilihat dari struktur dan orientasi politiknya, langsung ambyar. Kelompok-2 buruh memiliki loyalitas dan orientasi politik berbeda sehingga mustahil suara mereka akan utuh menyaingi kaum nahdliyyin. Itulah sebabnya pendekatan politik thd buruh oleh Gerindra dan PS pada hemat saya tidak efektif dan juga tidak kreatif. Hasilnya hanya heboh pada level pencitraan tetapi resonansinya di bilik suara cenderung kecil. Massa buruh di negeri ini sangat besar dan akan terus membesar. Sayangnya pengorganisasian mereka masih mengalami kendala dan fragmentasinya pun tinggi. Kultur politik buruh yang militan pada masa lalu masih belum pulih kecuali dalam hal-hal yang terkait kebutuhan dasar mereka. Di masa depan, memang potensi pengaruh politik kaum buruh sangat menjanjikan dan parpol yang mengabaikan kecenderungan tersebut tentu akan kehilangan sumber kekuatan politik yang besar. Hanya saja dalam konteks Pilpres 2014, massa buruh belum bisa bersaing dengan massa ormas yang telah mengakar secara kultural. Gerindra memang sangat tepat memelihara relasinya dengan kaum buruh dalam jangka menengah dan panjang, hanya saya meragukan efektifitasnya untuk pemenangan capresnya saat ini. Selanjutnya, simak pandangan saya di tautan merdeka.com ini.
Simak tautan ini:
http://www.merdeka.com/politik/dekati-kaum-buruh-prabowo-dinilai-tak-kreatif.html
Monday, May 5, 2014
Home »
» EFEKTIFKAH PENDEKATAN KEPADA BURUH OLEH PRABOWO?
0 comments:
Post a Comment