Kabar vonis mati thd 529 demonstran pendukung
Ikhwanul Muslimin (IM) yang menjadi tulang punggung politik mantan
Presiden terpilih Muhammad Morsi, adalah berita duka bagi seluruh
pencinta demokrasi. Dan itulah hasilnya
jika militer kembali berkuasa melalui jalan kekerasan dg didukung oleh
para politisi dan parpol yang tidak memikirkan akibat dari kembalinya
diktatorisme. Revolusi Mesir 2011 berbalik menjadi sebuah tragedi ketika
para pejuang dan pemimpinnya tidak melakukan konsolidasi tetapi malah
terpecah dan berebut, sementara militer dibiarkan tetap memegang
kekuasaan. Maka kisah rezim teror Robespierre pada masa Revolusi Prencis
pun seakan terulang dalam setting abda ke 21. Mesir, sebuah negara yang
konon paling tercerahkan dan berbudaya di seantero Timur Tengah,
ternyata kini menjadi neraka bagi demokrasi. Kekejaman militer yang
mengambil alih kekuasaan dari penguasa yg terpilih secara demokratis,
tetapi lemah dan terpecah, kini membayangi kehidupan rakyat. Memang
vonis tersebut masih bisa diajukan banding atau kasasi, tetapi bukan
hanya itu persoalannya. Ancaman yang lebih besar bagi kehidupan
demokrasi menjadi semakin serius. Vonis itu merupakan semacam sesumbar
diktator militer Mesir bahwa ia bisa melakukan apa saja terhadap pihak-2
yang dianggap lawan, tak pedulu apakah hal tersebut bertentangan dengan
HAM dan diprotes oleh masyarakat internasional dan PBB. Pelajaran bagi
negeri kita sangatlah terang benderang: jika reformasi dan demokratisasi
mengalami kekacauan dan menyengsarakan rakyat gara-gara ketidakbecusan
parpol, para politisi sontoloyo, dan korupsi yg tak terbendung, maka
resikonya bukan tak mungkin akan mengikuti apa yang terjadi di Mesir
saat ini. Indonesia bukan Mesir, itu jelas. Tetapi otoriterisme dan
kediktatroran bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Munagkin saja
dalam bentuk yang berbeda, tetapi hasilnya sama saja, yaitu terpuruknya
bangsa dan negara kita. Naúdzubillah min dzalik.
Baca tautan ini:
http://rt.com/op-edge/egypt-muslim-brotherhood-death-sentences-537/
Thursday, March 27, 2014
Home »
» VONIS MATI PRO DEMOKRASI MESIR: DARI REVOLUSI MENJADI TRAGEDI
0 comments:
Post a Comment