FAHRI HAMZAH MAKIN KETAKUTAN TERHADAP KPK, ADA APA?

Ketakutan para politisi sontoloyo (poliyo) seperti Fahri Hamzah (FH) sudah sampai pada taraf "paranoid-schizoprenic" sehingga menganggap semua yg disekelilingnya seakan-akan mau membunuh atau menyakitinya. Tak heran jika penyadapan, sebagai salah satu instrumen yang sah milik KPK untuk menjaring para pelaku tipikor kelas kakap pun lantas dipersamakannya dg operasi intelijen seperti zaman Orba dulu! Saya kira sudah saatnya PKS memeriksakan politisinya ini ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ), di Sumber Waras atau di Pakem Yogyakarta atau dirawat kalau membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Sebab saya amati dari beberapa kali omongannya di media, saya jadi ragu kewarasan nalarnya. Mana mugkin orang waras yg terpelajar dan punya posisi politik seperti FH tak bisa membedakan antara operasi intelijen utk menangkap pekerja demokrasi dengan penyadapan untuk menangkap kriminal? Bukankah hanya orang yg mentalnya terganggu saja yang menganggap setiap orang yang ada di sekitarnya sebagai berbahaya dan mengancamnya?. Bukankah hanya orang sarafnya tidak sehat saja yang omongannya tidak lagi bisa dikontrol dg nalar waras?. Buat apa PKS memelihara politisi macam begini? Bukankah partai ini sedang mengalami defisit kepercayaan publik gara-2 perkara korupsi sapi (pks) oleh mantan Presidennya, aehingga kini elit-2nya pun diperiksa oleh KPK? Lalu buat apa masih ditambah lagi dengan membiarkan orang yg sedang stress berat seperti ini "ngomyang" tidak keruan? dst, dsb.. Memang hak FH atau siapapun di PKS untuk ketakutan kalau-2 suatu hari mereka ditangkap tangan oleh KPK karena ketahuan melakukan korupsi. Tetapi sama sekali bukan haknya untuk mempersamakan penyadapan KPK dengan operasi intelijen zaman Orba, karena jelas apa yang dilakukan KPK adalah sesuai prosedur hukum dan tujuannya adalh untuk membersihkan negeri ini dari para koruptor sebagaimana yang pernah dilakukan oleh mantan boss FH sendiri! 

Selanjutnya baca tautan ini:

http://hukum.rmol.co/read/2014/02/26/145330/PKS:-Indonesia-Kembali-ke-Zaman-Batu-