Oleh: Muhammad AS Hikam
Tersebutlah dua anak manusia
Satu dari Solo, lainnya dari Surabaya
Jokowi dan Risma, begitu nama mereka
Tumbuh dan dewasa untuk mengabdi bangsa
Kepada rakyat, peduli dan cinta
Tulus dan ikhlas membangun Nusantara
Dua putra-putri yang pilih tanding
Prihatin dengan bangsanya yang makin asing
Terhadap jatidiri, piwulang, dan paweling
Apalagi ajaran leluhur, mereka enggan berpaling
Kepentingan pribadi yang paling penting
Rasa kebangsaan mudah terombang-ambing
Gagasan Jokowi dan Risma pun sederhana
Merubah bicara menjadi kerja
Merubah cita-cita menjadi capaian nyata
Mengajak rakyat menjadi percaya
Negara didirikan untuk mereka
Bukan sekedar klangenan para penguasa
Syahdan, Sang Banteng pun mendengar
Nama kedua anak muda yang mulai berbinar
Di kala marwah dan wibawa partaisedang ambyar
Kemarau gagasan dan daya tarik punpudar
Hanya menunggu datangnya senja dengan nanar
Di tengah gelombang perubahan menggelegar
“Jokowi dan Risma anak muda perkasa
Datang mendekatlah wahai ananda
Mari kubantu memperjuangkan cita
Bersama seluruh kekuatan raksasa
Banteng di Nusantara di belakangmu berdua
Tak ada lagi kekuatan lebih dahsyat dari kita!”
“Engkau akan menjadi generasi penerus
Bung Karno dan semua pejuang pelawan arus
Pendobrak kezaliman, kebodohan, dan akal bulus
Kekuatan asing, komprador, dan para brutus
Menata kembali Negara yang salah urus
Dengan semangat tak kenal putus.”
“Engkau berdua tumpuan harapan generasi
Lihat rakyatmu rindu menanti
Kepemimpinanmu menjadi penyejuk hati
Kesederhanaanmu menjadi penarik simpati
Keberhasilanmu tak seorangpun dapat memungkiri
Dan ketegasanmu membuat kagum dan menghormati.”
Bergabunglah Jokowi dan Risma penuh semangat
Tak peduli bahaya dan tipu muslihat
Intrik politik dan nafsu-nafsu penuh siasat
Hanya cita dan keinginan berkhidmat
Pada bangsanya yang semakin jauh tersesat
Agar segera kembali bangkit dan majupesat
Kala bulan madu t'lah usai
Kenyataan keras politik pun mulai terurai
Jokowi dan Risma mengarungi badai
Fitnah dan dengki datang menderai
Kandang Banteng menjadi tak lagi ramai
Penuh canda, tawa dan persaudaraan damai
Mulailah Jokowi dan Risma menghadapi kenyataan
Perintah elit partai dan pemodal berseliweran
Bahkan transaksi pun tak lagi mengejutkan
Dengan dalih timbal balik dukungan
Sebagai ongkos untuk suatu kedudukan
Kompromi dan kepatuhan sebagai imbalan
“Duh Gusti, Nyuwun Pangapura..
Berikan keberanian padaku untukbersuara
Tetap tegar tak berpura-pura
Kedudukan dan jabatan bukanlah muara
Niat dan kiprah kami yg terus membara
Gusti, lindungi kami dari azab sengsara..
“Beri kekuatan agar kami tak mundur
Agar semangat rakyat tak tergusur
Dan harapan mereka hancur
Kuatkan dan teguhkan keyakinan luhur
Jangan sampai negeri ini lebur
Danjangan sampai bangsa kami tersungkur.”
Balada Jokowi dan Risma
Adalah perjuangan dua orang anak bangsa
Dikehendaki menjadi pemimpin oleh zamannya
Dirindukan oleh rakyat dan disaksikan dunia
Akankah bangsa ini jadi saksi wujudnya?
Hanya sejarah yang akan mencatatnya
Jakarta-Pamulang 18 Februari 2014
Tersebutlah dua anak manusia
Satu dari Solo, lainnya dari Surabaya
Jokowi dan Risma, begitu nama mereka
Tumbuh dan dewasa untuk mengabdi bangsa
Kepada rakyat, peduli dan cinta
Tulus dan ikhlas membangun Nusantara
Dua putra-putri yang pilih tanding
Prihatin dengan bangsanya yang makin asing
Terhadap jatidiri, piwulang, dan paweling
Apalagi ajaran leluhur, mereka enggan berpaling
Kepentingan pribadi yang paling penting
Rasa kebangsaan mudah terombang-ambing
Gagasan Jokowi dan Risma pun sederhana
Merubah bicara menjadi kerja
Merubah cita-cita menjadi capaian nyata
Mengajak rakyat menjadi percaya
Negara didirikan untuk mereka
Bukan sekedar klangenan para penguasa
Syahdan, Sang Banteng pun mendengar
Nama kedua anak muda yang mulai berbinar
Di kala marwah dan wibawa partaisedang ambyar
Kemarau gagasan dan daya tarik punpudar
Hanya menunggu datangnya senja dengan nanar
Di tengah gelombang perubahan menggelegar
“Jokowi dan Risma anak muda perkasa
Datang mendekatlah wahai ananda
Mari kubantu memperjuangkan cita
Bersama seluruh kekuatan raksasa
Banteng di Nusantara di belakangmu berdua
Tak ada lagi kekuatan lebih dahsyat dari kita!”
“Engkau akan menjadi generasi penerus
Bung Karno dan semua pejuang pelawan arus
Pendobrak kezaliman, kebodohan, dan akal bulus
Kekuatan asing, komprador, dan para brutus
Menata kembali Negara yang salah urus
Dengan semangat tak kenal putus.”
“Engkau berdua tumpuan harapan generasi
Lihat rakyatmu rindu menanti
Kepemimpinanmu menjadi penyejuk hati
Kesederhanaanmu menjadi penarik simpati
Keberhasilanmu tak seorangpun dapat memungkiri
Dan ketegasanmu membuat kagum dan menghormati.”
Bergabunglah Jokowi dan Risma penuh semangat
Tak peduli bahaya dan tipu muslihat
Intrik politik dan nafsu-nafsu penuh siasat
Hanya cita dan keinginan berkhidmat
Pada bangsanya yang semakin jauh tersesat
Agar segera kembali bangkit dan majupesat
Kala bulan madu t'lah usai
Kenyataan keras politik pun mulai terurai
Jokowi dan Risma mengarungi badai
Fitnah dan dengki datang menderai
Kandang Banteng menjadi tak lagi ramai
Penuh canda, tawa dan persaudaraan damai
Mulailah Jokowi dan Risma menghadapi kenyataan
Perintah elit partai dan pemodal berseliweran
Bahkan transaksi pun tak lagi mengejutkan
Dengan dalih timbal balik dukungan
Sebagai ongkos untuk suatu kedudukan
Kompromi dan kepatuhan sebagai imbalan
“Duh Gusti, Nyuwun Pangapura..
Berikan keberanian padaku untukbersuara
Tetap tegar tak berpura-pura
Kedudukan dan jabatan bukanlah muara
Niat dan kiprah kami yg terus membara
Gusti, lindungi kami dari azab sengsara..
“Beri kekuatan agar kami tak mundur
Agar semangat rakyat tak tergusur
Dan harapan mereka hancur
Kuatkan dan teguhkan keyakinan luhur
Jangan sampai negeri ini lebur
Danjangan sampai bangsa kami tersungkur.”
Balada Jokowi dan Risma
Adalah perjuangan dua orang anak bangsa
Dikehendaki menjadi pemimpin oleh zamannya
Dirindukan oleh rakyat dan disaksikan dunia
Akankah bangsa ini jadi saksi wujudnya?
Hanya sejarah yang akan mencatatnya
Jakarta-Pamulang 18 Februari 2014
0 comments:
Post a Comment