Inilah contoh yang paling baru bagaimana nalar
dikorbankan oleh obsesi kebencian dan/atau ideologi. Pengamat, yang
juga koordinator Indonesian Crime Analys Forum, Mustofa B Nahrawardaya
(MBN), mengibaratkan BNPT, DENSUS dan Teroris sebagai "tempat
prostitusi." Alasannya "(k)alau teroris enggak ada kinerja BNPT dan
Densus apa, kan enggak ada. Ini kan sudah banyak lembaga dibentuk,
banyak karyawan, kalau enggak ada terorisnya BNPT dikemanain? Ini sudah
terlanjur.." Bagaimana mungkin publik bisa menerima argumen yang
dilandasi nalar "terkilir" seperti ini. Bukankah adanya lembaga-2
anti-teroris tsb sebagi respons terhadap terorisme dan aksi-2 teror yg
terjadi di negeri ini? Penyamaan dg lokalisasi prostitusi, bukan saja
tidak pas (karena dalam lokalisasi jelas ada kepentingan yg sama dari
para stakeholdernya), tetapi juga melecehkan lembaga resmi yang dibentuk
oleh UU negara dan Peraturan Pemerintah. Bagaimana ia akan melakukan
audit yg obyektif dan imparsial thd lembaga-2 tsb jika sudah ada
a-priori kebencian thd mereka? Saya tidak tahu apa ideologi MBN dan/atau
apa agenda politiknya. Tetapi beberapa kali saya ikuti omongan dan
opininya di media, kesan saya dia memang anti thd pemberantasan
terorisme dan malah cenderung menjadi pembela kekerasan atas nama agama.
Tentu saja, itu hak dia sebagai warganegara. Namun kalau dia mengklaim
sebagai pakar dan analis sebuah lembaga yang terkait dg kebijakan
publik, setidaknya MBN harus mematuhi kaidah-kaidah penalaran yang
sehat. Jika tidak maka analisa yg dibuat dan kesimpulan yang
dikemukakannya menjadi tak ada bedanya dengan provokasi dan propaganda
kelompok yang mendukung kekerasan dan bahkan aksi teror! Demikian pula
lembaga yang diwakilinya...
Selanjutnya baca tautan ini:
http://news.okezone.com/read/2014/01/04/337/921594/bnpt-densus-dan-teroris-seperti-tempat-prostitusi
Saturday, January 4, 2014
Home »
» BNPT, DENSUS 88, DAN TERORIS SAMA DG TEMPAT PROSTITUSI?
0 comments:
Post a Comment