Saya cenderung sepakat dg Yudi Latif (YL) bhw jika DPR memaksa Wapres Boediono (Bn) datang ke DPR, maka hal itu lebih dimotivasi oleh sensasionalisme politik ketimbang keperluan utk mendalami substansi kasus bail out Bank Century. Publik di negeri ini sudah tahu bhw kini bola berada di tangan KPK, dan proses pemeriksaan mega skandal itu sedang berlangsung. Termasuk di dalam proses ini adalah Bn yg dimintai keterangan oleh KPK di kantor beliau bbrp waktu lalu. Boleh saja orang berbeda pendapat atau berspekulasi ttg sejauh mana keterlibatan beliau dalam kasus ini. Tetapi membiarkan DPR memolitisasi secara semena-2, saya kira, adalah immoral dan , karenanya, harus ditentang. Apalagi publik juga tahu nbhw diantara para politisi yang sekarang ribut itu juga terdapat para poliyo yang diincar KPK karena dugaan tipikor. Lebih jauh, saya tidak paham apa tujuan mereka memanggil Bn, kecuali hanya mau mempermalukan beliau dan secara tak langsung Presiden SBY, sambil mengharap rakyat akan mengagumi mereka karena telah berusaha membongkar korupsi! Saya malah menganggap mereka seperti para pengecut saja, karena beraninya hanya sama Pak Boed yang tak punya backup parpol atau massa yang bisa didatangkan utk mengeroyok para poliyo itu. Coba berani enggak sih mereka ini menghadapi kaum radikal yang berkeinginan menghancurkan negara RI melalui makar dan kekerasan? Saya ragu. Para poliyo itu hanya memanfaatkan sisa waktu mereka yg tinggal beberapa bulan lagi di Senayan untuk pasang aksi sok populis, sok membela kebenaran, dan sok kuasa! Padahal semakin mereka nekad melakukan perbuatan yang sia-2 itu, semakin jeblog pula kepercayaan publik pada mereka. Saya mendukung KPK bekerja, sampai tuntas dan menolak keras politisasi para poliyo di Senayan!
Selanjutnya baca tautan ini:
http://politik.rmol.co/read/2013/12/06/135681/Undang-Boediono,-Timwas-Cuma-Cari-Sensasi-
Friday, December 6, 2013
Home »
» UNDANGAN TIMWAS CENTURY PADA WAPRES & SENSASIONALISME POLITIK
0 comments:
Post a Comment