Eksperimentasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menjaring capres melalui Pemilihan Raya (Pemira), saya kira patut diapresiasi dan dipantau. Hemat saya, ketimbang konvensi/audisi ala Partai Demokrat, pemira jauh lebih riil dan merupakan sebuah praktik demokrasi yg lebih representatif. Pemira, pendek kata, adalah konvensi partai yang sebenarnya, mrip dengan model konvensi yang dilakukan di Amerika Serikat. Mereka yg memilih adalah para angota PKS yg memiliki kartu anggota, bukan sekadar pendukung atau simpatisan. Para pemilih Pemira juga bebas dan rahasia menentukan pilihan mereka. Cara PKS mestinya diikuti oleh semua parpol di Indonesia, namun masalahnya adalah: apakah semua parpol telah memiliki kader dengan kartu anggota yang riil dan bisa diverifikasi seperti PKS? Saya kira belum. Saya tidak sepakat dg pendapat yg mengatakan bhw Pemira "sepi di dalam dan sepi diluar" dan dianggap tidak ada gaungnya ( http://www.rmol.co/read/2013/12/01/135005/Prof.-Budiatna:-Pemilihan-Umum-Raya-PKS-Tak-Ada-Gaungnya-). Ini karena Pemira memang baru pertama dilakukan dan masyarakat belum terbiasa. Juga, kondisi PKS yg sedang mengalami krisis pencitraan saat ini berpengaruh thd popularitas terobosan ini. Namun hemat saya, PKS telah memberikan sebuah terobosan kreatif dan praktik terbaik (best practice) dalam penjaringan capres oleh parpol yg demokratis, tidak elitis, dan tidak buang-2 duit. Jika model Pemira ini dipakai oleh semua parpol, maka hasil Pemira itulah yg kemudian diadu dalam Pilpres. Melalui Pemira calon dari luar partaipun bisa ikut (jika memang parpol ybs membuka peluang itu). Dengan demikian keinginan mereka yg non parpol bisa menjadi capres terpenuhi dan tetap sesuai Konstitusi. Bravo Pemira PKS!!
Baca tautan ini:
http://www.rmol.co/read/2013/11/30/135003/Kader-dan-Simpatisan-PKS-se-Indonesia-Antusias-Mencoblos-Hari-Ini-
Sunday, December 1, 2013
Home »
» PEMILIHAN RAYA PKS, SEBUAH TEROBOSAN PRAKTIK DEMOKRASI
0 comments:
Post a Comment