Saturday, December 14, 2013
Home »
» FILM SOEKARNO BOLEH DIKRITIK TETAPI JANGAN DILARANG
FILM SOEKARNO BOLEH DIKRITIK TETAPI JANGAN DILARANG
Kendati sudah di era Reformasi dan Demokrasi, kebebasan berekspressi tampaknya masih mengalami kendala di negeri ini. Termasuk di dunia film. Film "Soekarno" dihentikan oleh aparat hukum gara-gara protes dan tuntutan hukum dari salah satu putri mendiang BK, Rachmawati Sukarnoputri (RS), yang, konon, sejatinya juga penggagas pembuatan film tsb. Terus terang saya belum menonton film itu, sehingga tidak bisa menilai dari sisi substansi apakah benar "memalukan" dan "melecehkan" sang Proklamator, sbgmn dikatakan RS.(http://life.viva.co.id/news/read/465977-banyak-pelecehan--rachmawati-minta-film--soekarno--dihentikan?). Terlepas dari protes RS, hemat saya film-2 dan/atau buku-2 apapun ttg beliau semestinya dibiarkan dan penilaiannya diserahkan kepada publik untuk menilainya. Mungkin akan ada pihak yg tak setuju, tersinggung, marah, dll thd setiap karya seperti itu. Sama juga dg film "G-30-S" versi resmi Orde Baru, tapi kini menjadi bahan hujatan publik karena dianggap distortif dsb. Saya juga tdk setuju film tsb ttg peristiwa berdarah itu dilarang. Demikian juga, saya bandingkan dg berbagai buku yg dianggap menghujat alm. Gus Dur. Biarkan saja publik menilai dan membandingkan dg buku-2 lain ttg almaghfurlah itu. Counter yang tepat dan nalar hanyalah melalui menulis buku-2 ttg Gus Dur dari perspektif lain. Jika pihak RS tak puas, tersinggung, marah dll., pada film besutan Hanung Bramantyo (HB) tsb, tentu beliau berhak protes dan membawanya ke ranah hukum. Tetapi melarang peredarannya, saya kira, adlh sama saja dengan melarang orang memperkaya khazanah pengetahuan dari berbagai perspektif. Walhasil, kita biasa saja mengklaim sudah demokratis, tetapi jika praktiknya masih sering melakukan pelarangan karya seni, buku, dll atas nama ketersinggungan, maka berarti kita sedang tidak jujur dengan diri sendiri. Semoga larangan ini segera dicabut dan saya berjanji pd diri sendiri akan menonton (terus terang, saya sudah belasan tahun tdk menonton film-2 Indonesia). Saya juga berharap akan ada beratus dan ribuan film ttg BK, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, mBah Hasyim, Pak Harto, Gus Dur, mBak Mega, Pak Habibie, dll., di masa depan. Bravo Indonesiaku!!
0 comments:
Post a Comment