SETELAH MENYEREMPET BIN, KINI PPI MENARGET KPK

Konflik antara Anas Urbaningrum (AU) vs Pak SBY, tampaknya akan semakin marak dan cenderung tak terkontrol. Bensin yang dipakai utk mengobarkan api pun seolah tidak habis-habisnya. Posisi AU, kendati sebenarnya lemah dari aspek kelembagaan, organisasi, dan personel, tetapi justru mampu mengkapitalisasi posisi sebagai "orang tertindas" untuk selalu bermanuver dan, bahkan, balik menyerang secara sporadis dan tak terprediksi. Modus operandi (MO) AU adalah menggunakan cara insinuatif terhadap isu-isu dan lembaga-lembaga yang secara politik memang sensitif dan cepat direaksi publik. Tengok misalnya insinuasi thd BIN, Ibas, dan yang paling anyar kini KPK. Cara "menembak" yang tampak acak, tetapi dg target-2 terukur serta sensitif, bukan saja akan diekspose media umum dan sosial secara besar-2an dan cepat, juga bisa membuat publik mengesampingkan apa sebenarnya yang juga sedang dihadapi AU, khususnya masalah keterlibatan dalam kasus korupsi Hambalang, umpamanya. Sayangnya, respon Istana selalu  terkesan lambat, reaktif, dan personal. Padahal pada kenyataannya efek dari serangan AU dkk bukan saja kepada pribadi Pak SBY dan PD, tetapi juga kepada lembaga-2 negara dan kegiatan Pemerintahan. Dalam kasus terakhir, surat dari orang yang mengaku pegawai biasa di KPK (lihat tautan di bawah), MO yg dipergunakan juga tak jauh beda dg ketika Prof. Dr. Subur Budhisantoso (SB) dipakai untuk menyeret BIN. Dua-2nya adalah lembaga negara yg strategis, dan keduanya sangat mudah menarik reaksi publik. Hasil yang ingin dicapai juga sama: bagaimana publik akan didorong utk menduga bhw Presiden telah menggunakan  lembaga-2 tsb untuk 'mendzolimi' AU dkk. Dan AU akan muncul bukan saja sebagai orang yang terdzolimi secara sistematis, tetapi juga sebagai figur yang baik, sopan, jujur, dan 'innocent.' Saya kira konflik seperti ini tidak sehat bagi wacana dan praktik politik di negeri ini dan perlu utk segera diakhiri. Once and for all.

Selanjutnya, baca tautan ini:

http://news.okezone.com/read/2013/11/13/339/896298/ada-surat-misterius-untuk-anas-ini-tanggapan-sby